Peringkat 8, Jumlah Merchant Terbanyak
Denpasar – Bali menduduki peringkat 8, jumlah merchant QRIS terbanyak di Indonesia. Dalam kurun waktu satu tahun, Bali meloncati empat peringkat. Pada awal tahun 2020, Bali menduduki peringkat ke-12, namun per 18 Desember 2020, Bali menduduki peringkat ke-8.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Bali Trisno Nugroho, Sabtu (2/1) menyampaikan, Bank Indonesia terus menggencarkan penggunaan transaksi non tunai dengan instrument QRIS. Selain untuk efisiensi dan efektifitas transaksi pembayaran di masa depan, upaya ini juga sekaligus untuk memutus penularan Covid-19 yang ditularkan melalui uang kertas atau logam.
Peningkatan jumlah merchant ini cukup signifikan, dari 25.439 merchant pada awal tahun 2020 menjadi 171.994 merchant pada 18 Desember 2020. “Hal ini cukup menggembirakan karena kita mampu bergerak melawan Covid-19 dengan mengurangi media penularan,” ungkapnya.
Selain itu, dengan dukungan dari Bank Himbara yaitu Bank BPD Bali, BRI, BNI, Mandiri, BTN, Bank BCA, Bank Danamaon, Bank Bukopin, dll, semakin banyak merchant yang terjamah dengan media pembayaran berbasis QR Code ini.
Menurutnya, masyarakat akan semakin dimudahkan dengan alat pembayaran ini karena tidak perlu mengeluarkan uang dengan nominal yang tepat. “Cukup memasukkan nilai belanja ke dalam aplikasi, sehingga meminimalkan adanya pengembalian uang tunai yang tidak sesuai,” imbuhnya.
Sementara dari sisi merchant juga diuntungkan karena tidak perlu menyediakan uang kembalian, mengingat pelanggan dapat menginput nominal belanja yang tepat. Selain itu, merchant juga menjadi lebih efisien dalam bertransaksi.
Upaya merangkul merchant – merchant di Bali untuk menggunakan QRIS akan terus dilakukan. Hingga semua merchant, pelaku usaha memiliki media pembayaran ini. Dengan demikian ekosistem transaksi non tunai dapat segera terbentuk.
Ke depan, Bank Indonesia juga mendorong perbankan dalam mengubah rencana bisnis bank (RBB)-nya untuk lebih memaksimalkan potensi fee based income. Misalnya seperti pemanfaatan media pembayaran QRIS ini. “Meskipun receh, Rp 2.500 per transaksi, tapi jika transaksi yang dilakukan pengguna QRIS jutaan bahkan miliaran transaksi dalam sehari, maka akan menjadi potensi fee based income yang sangat besar,” tandasnya.tta