We Love Bali Kampanyekan CHSE
Denpasar, Selain untuk pemulihan sektor kepariwisataan, ‘We Love Bali’ menjadi salah satu program kampanye Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability (CHSE).
We Love Bali diikuti peserta berasal dari kalangan dosen, guru, mahasiswa, ASN, karyawan perusahaan swasta, karyawan usaha wisata, Pokdarwis, komunitas hobi, fotografer, dan lainnya.
Salah seorang peserta We Love Bali sekaligus Dosen Politeknik Internasional Bali Nelsye Lumanauw berharap langkah ini dapat mewujudkan kesadaran akan keselamatan dan keamanan di kalangan pelaku pariwisata Pulau Dewata dalam berkegiatan ditengah pandemi COVID-19.
“Di masa pandemi ini, kesadaran akan kebersihan, kesehatan, keamanan dan lingkungan tentunya juga memerlukan dukungan dari masyarakat (komunitas), akademisi, pengusaha, dan media,” kata Nelsye Lumanauw dalam rilisnya Jumat (10/11/).
Elsye Lumanauw yang juga pelaku pariwisata menerangkan We Love Bali yang telah diluncurkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menjadi salah satu program pemulihan pariwisata, sekaligus edukasi mengenai CHSE di tempat wisata.
Ia menjelaskan, kegiatan tersebut bertujuan memberikan edukasi terhadap penerapan protokol CHSE sebagai daya tarik wisata dan desa wisata, termasuk melakukan pengawasan penerapan protokol kesehatan di hotel tempat menginap dan daerah tujuan wisata yang dikunjungi dengan mengisi form cek list CHSE.
“Implementasi penerapan CHSE sangat penting untuk menunjukkan bahwa Bali sebagai destinasi wisata internasional sungguh-sungguh berkomitmen dan mampu menerapkan protokol kesehatan,” ujarnya.
Program We Love Bali adalah untuk mempromosikan kepariwisataan Pulau Seribu Pura yang kini terpuruk. Promosi itu dibarengi dengan kunjungan ke daya tarik wisata dan desa wisata.
Ibu asal Manado yang tinggal Denpasar memaparkan, We Love Bali yang berlangsung selama Oktober hingga November 2020 tak sekadar berkunjung ke destinasi wisata. Lebih penting dari itu, program ini menjadi implementasi dari komitmen penerapan protokol kesehatan bidang pariwisata.
Dalam kegiatan tersebut, peserta mendapatkan fasilitas berupa akomodasi selama dua malam di hotel atau home stay yang ditetapkan panitia, konsumsi, transportasi, tiket masuk daerah tujuan wisata, biaya tes cepat, dan perlengkapan lainnya.
Kali ini program 10 trip Nusa Penida pada tanggal 18 November 2020 hingga 20 November 2020 menyasar area Sanur, Nusa Penida, dan Nusa Lembongan.
Nusa Penida menurut Nelsye Lumanauw merupakan pulau kecil yang berada di sebelah tenggara pulau Bali dan dipisahkan oleh selat Badung.
Angel’s Billabong Nusa Penida adalah muara akhir dari sebuah sungai sebelum air sungai sampai ke lautan lepas dan fenomena alam yang mempesona ini menampilkan cerukan-cerukan kolam alami yang sangat indah dan memukau.
Klingking Beach Nusa Penida Bali adalah destinasi wisata pantai yang menyajikan keelokan alam yang akan membuat pengunjung merasa kagum atas alam yang diciptakan oleh Tuhan. Kelingking Beach adalah tempat yang memiliki spot yang cukup dikenal untuk diving karena menyajikan pemandangan yang sangat langka. Spot ini dinamakan sebagai Manta Point.
“Angel’s Billabong Nusa Penida berciri khas sangat artistik dengan batuan karang berwarna hijau kekuningan dengan kejernihan air yang mengalir disini,” ucapnya.
Pada hari kedua program 10 trip Nusa Penida peserta diajak menuju Nusa Lembongan dan mengunjungi objek pantai seperti Diamond Beach, Atuh Beach, Raja Lima, Dream Beach Jembatan Kuning dan lainnya serta menginap di Nusa Lembongan.
“Jadi, ada kombinasi menginap di Nusa Penida dan Lembongan” tuturnya.
Dalam program tersebut peserta juga diajak berkunjung ke wisata konservasi mangrove dengan pemandangan alam hutan bakau Nusa Lembongan yang berbeda dengan mangrove di wilayah Suwung, Denpasar, Bali.
Di setiap destinasi, peserta dibekali kantong sampah dan mereka diwajibkan untuk memungut sampah plastik di lokasi. Hal itu sebagai bentuk kepedulian dan pelestarian alam.
Anggota Tim Percepatan Pemulihan Pariwisata Bali yang mendampingi peserta, Ketut Jaman menyatakan 12 rute perjalanan disiapkan dalam program ini.
Sejumlah trip pun sudah berlangsung sejak awal Oktober dan masih berjalan hingga November 2020.
Di setiap daya tarik wisata akan dilibatkan UMKM sebagai penyedia suvenir yang akan dijual kepada para peserta.
Ia menyebut, program ini sebagai upaya masif pemerintah dalam mempromosikan pariwisata Bali Era Baru kepada masyarakat luar melalui media sosial peserta.
“Kita juga menyiapkan pariwisata Bali untuk menyambut wisman sejalan dengan Pergub Nomor 46 Tahun 2020, dan meningkatkan ekonomi,” tutupnya.*ana