27/07/2024

Serbuk Kayu Jadi Pembangkit Listrik PLN

 Serbuk Kayu Jadi Pembangkit Listrik PLN

Karyawan PLN menunjukkan serbuk kayu, pengganti batubara untuk pembangkit listrik/ist

Jakarta – PLN terus berupaya meningkatkan bauran energi baru terbarukan (EBT) pada pembangkit listrik. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mengganti sebagian pembangkit batubara dengan biomassa, salah satunya dari serbuk kayu.

    Karyawan PLN menunjukkan serbuk kayu, pengganti batubara untuk pembangkit listrik/ist

 

Executive Vice President Corporate Communications & CSR PLN, Agung Murdifi Jumat (26/2) mengatakan, PLN menargetkan  peningkatan kapasitas Pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) menjadi 16 Giga Watt (GW) pada tahun 2024.

Baca Juga :  Bali Mencatatkan Deflasi pada Februari 2022

Guna mencapai target tersebut, salah satu langkah yang dijalankan PLN yakni melakukan uji  coba co-firing pada 26 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Indonesia.

Co-Firing merupakan proses penambahan biomassa sebagai bahan bakar pengganti parsial atau bahan campuran batubara di  PLTU. PLN berencana untuk dapat melakukan Co-Firing pada 52 lokasi PLTU Batubara eksisting sampai dengan tahun 2024.

Hingga awal tahun ini, PLN telah melakukan uji coba pada 26 unit PLTU di seluruh Indonesia. Jumlah ini akan terus bertambah sesuai roadmap yang telah ditetapkan. Sebanyak 7 di antaranya telah berhasil beroperasi secara komersial, yakni, PLTU Paiton, Ciranjang, Ketapang, Sanggau, Pacitan, Suralaya dan Anggrek. Pada tahun 2020, PLN menargetkan sebanyak 23 unit PLTU dapat beroperasi secara komersial.

Baca Juga :  PLN Dukung Standarisasi Infrastruktur Pendukung Kendaraan Listrik

Senada dengan hal tesebut, PLN telah berhasil melakukan pengujian Co-firing di PLTU Asam Asam yang dilaksanakan pada Unit 2 dengan kapasitas terpasang sebesar 65 Mega Watt (MW). PLTU Asam Asam merupakan penyuplai listrik besar di Kalsel dan Kalteng.

 

Bahan bakar biomassa yang digunakan untuk proses pengujian Co-Fring PLTU Asam Asam Unit 2 adalah serbuk gergaji (sawdust). Serbuk gergaji tersebut diperoleh dari beberapa industri penggergaji kayu disekitar daerah Asam Asam.

 

Pengujian cofiring yang telah dilakukan dengan komposisi campuran sawdust 3% dan 5% menunjukkan hasil yang cukup memuaskan. Parameter operasional peralatan tetap aman selama masa ujicoba dan emisi yang dihasilkan masih dibawah Baku Mutu Emisi sesuai Permen KLHK No. 15 Tahun 2019.

 

“Harapannya setelah melihat hasil evaluasi pelaksanaan ujicoba co-firing ini, ke depannya PLTU Asam Asam dapat melanjutkan cofiring ke tahap komersil, sehingga dapat mendukung secara penuh Program Transformasi PLN dalam aspek Green,” ujarnya.tta