19/12/2024

Ditopang Konsensus Suku Bunga Acuan, Inilah Saham-saham untuk Trading Pekan Ini

 Ditopang Konsensus Suku Bunga Acuan, Inilah Saham-saham untuk Trading Pekan Ini

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama pekan lalu cukup cerah menguat 1,4% tertopang sejumlah sentimen positif. Dari 11 sektor yang ada, hanya 3 sektor yang mengalami koreksi dan sisanya mengalami penguatan.

IHSG yang cukup cerah ini tertopang sentimen positif mulai dari bertahannya harga batu bara di atas US$400/ton dan pembagian dividen, berlanjutnya surplus neraca perdagangan, kenaikan suku bunga acuan di Amerika yang sesuai dengan ekspektasi, mulai adanya window dressing dan rebound-nya saham GOTO.

Baca Juga :  Buruan Investasi, ORI021 Akan Hadir di Bibit!

“Tanda-tanda mulai adanya window dressing mulai terlihat di saham sektor keuangan atau bank. Tanda-tanda tersebut adalah adanya kenaikan harga yang cukup signfikan pada saat pre closing, seperti terlihat pada saham bank mandiri atau BMRI,” tegas Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas, Mino pada Senin, 19 Desember 2022.

Sementara itu dari sentimen negatif yang menghampat penguatan market pada pekan lalu yakni peluang masih adanya kenaikan suku bunga acuan oleh The Fed di 2023 dan turunnya data penjualan ritel yang memicu kekhawatiran adanya resesi di Amerika serta berlanjutnya aksi jual oleh investor asing.

Baca Juga :  5.100 Personel Gabungan Amankan Operasi Ketupat 

Pada tahun depan The Fed diprediksi masih akan menaikkan suku bunga acuan seiring penetapan terminal rate di level 5,1% atau setara dengan suku bunga di kisaran 5,00-5,25%. Dengan demikian akan masih akan ada kenaikan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin untuk kemudian di tahun 2024 dan 2025 mengalami penurunan. Masih adanya kenaikan suku bunga tersebut dikhawatirkan akan semakin menekan ekonomi Amerika.

Mino optimis market pada pekan ini akan melanjutkan penguatan karena sentimen domestik dan eksternal. Dari sisi domestik ada sentimen suku bunga acuan, data pertumbuhan kredit dan window dressing.

“Untuk minggu ini sentimen utamanya terkait dengan suku bunga acuan. Tren penurunan data inflasi dan relatif stabilnya nilai tukar Rupiah diprediksi akan membuat Bank Indonesia lebih lunak dalam menaikkan suku bunga acuan. Menurut konsensus Bank Indonesia pada pertemuan 22 Desember mendatang hanya akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5,50%,” tegasnya.

Dari sisi eksternal, ada sentimen data klaim pengangguran dan data indeks pengeluaran konsumen (PCE). Diketahui, indeks pengeluaran konsumen merupakan indikator inflasi yang dipakai oleh The Fed dalam memutuskan kebijakan moneternya.

“Jika tren penurunan indeks pengeluaran konsumen berlanjut maka akan membuat Bank Sentral Amerika mengendurkan kenaikan suku bunga acuannya,” tandasnya.

Tertopang sentimen domestik dan eksternal ini, Mino pun merekomendasikan buy untuk trading selama sepekan mendatang hingga Jumat, 23 Desember 2022 pada saham-saham berikut ini, yakni BMRI (Support: 9.775, Resist: 10.425), BBCA (Support: 8.450, Resist: 8.750), ANTM (Support: 1.935, Resist: 2.100), INCO (Support: 7.150, Resist: 7.600), BSDE (Support: 915, Resist: 975), APLN (Support: 158, Resist: 166), ADRO (Support: 3.680, Resist: 4.090), PTBA (Support: 3.800, Resist: 3.950), AKRA (Support: 1.300, Resist: 1:440), dan UNVR (Support: 4.620, Resist: 5.050).