Omzet Rp 200 Juta per Bulan — Tips Usaha Sukses di Masa Pandemi
Denpasar – Bukan pengusaha namanya, kalau engga gigih berusaha dan tekun mengerjakan. Banyak pengusaha terutama pengusaha pemula yang berhenti di tengah jalan karena kehabisan modal, rugi terus, kehilangan ide, mulai capek dan pesimis akhirnya mundur pelan – pelan dari bisnis.
Fenomena ini sangar meresahkan apalagi di era pandemi Covid-19 ini. Bukannya bisa bertahan hidup, malam nambah utang dimana – mana. Berikut ini kesimpulan tips yang bisa Aku kasih ke kamu, pengusaha pemula, tentunya dari sumber profesional di bidangnya.
Putu Wahyu Dwinata JS, pemilik WH Shoes, usaha sandal dan tas kulit tatah serta lukis. Selama kurang lebih 16 tahun berjalan usahanya telah mampu menghasilan Rp 200 juta per bulan.
Bagaimana tidak?! Sandal kulit tatah yang dijual dengan harga Rp 225.000 per pasang, dalam sebulan bisa laku 300 pasang di pasar internasional. Bisa dihitung kan, Rp 225.000 x 300 = Rp 67.500.000. Belum lagi dari menjual tas kulit hang harganya berada di kisaran Rp 1 juta hingga Rp 2,5 juta. Dalam sebulan ia mampu menjual hingga 50 pcs tas. Jika dirata – ratakan harga tas yaitu Rp 2 juta, maka dalam sebulan omzet tasnya Rp 100 juta. Total omzet bisnisnya menjadi Rp 167.500.000.
Untuk sampai dalam pencapaian tersebut memang tidak mudah, tapi menurutnya konsisten, inovasi dan kreativitas adalah kuncinya. Keadaan terdesak ayahnya saat itu karena perusahaan garmen tempat ayahnya bekerja tutup sehingga banyak karyawan diPHK. Ia pun beralih desain bisnis dari semula garmen menjadi sandal dan tas kulit.
Adalah Prof. Wayan Ramantha, Ekonomi dari Universitas Udayana yang juga seorang pengusaha, dengan beberapa kepemilikan usaha seperti eksportir vanili, owner BPR Raga Jaya Tama, guru besar Unud, mantan Ketua HIPMI Bali.
Hal utama yang ia sebutkan sebagai seorang pengusaha harus konsisten. Konsisten berusaha. Namun membangun usaha juga perlu persiapan matang karena kurangnya pengalaman dan pemahaman akan suatu bisnis justru akan menjerumuskanmu ke jurang nestapa. Ups!
Selanjutnya adalah, terus mencari peluang. Apalagi di masa pandemi, seseorang harus jeli melihat peluang mengingat stucknya ekonomi dunia. Kita bisa cari usaha jasa atau produk yang dibutuhkan di masa pandemi. Misalnya, jasa menemani pasien Covid19 yang tidak ada penunggunya, jasa laundry jemput bola, membuat hampers, tenaga pemasaran dan pengiriman, dll.
Memanfaatkan perkembangan jaman. Ini cucok buat kamu yang kudet (kurang update). Bermain sosial media (sosmed) engga salah, cuma harus sadari frekruensinya. Sosial media dapat memberimu info – infor terkini yang terjadi atau yang lagi tren. Eits bukan hanya di kalangan anak muda lho yang bermain sosmed, emak – emak, bapak – bapak, ibu – ibu, bahkan anak – anak pun bermain sosmed.
Kamu bisa mencerna dari isi sosmed mereka, apa yang sedang dibutuhkan, apa yang sedang dicari, dipakai dan dibicarakan. Lalu buatlah produk yang sedang mereka butuhkan. Membuat produk memang bukan perkara mudah, tapi kamu bisa mencobanya dengan menonton tutorial di youtube. Contoh lain, misalnya kamu mantan pekerja pariwisata yaitu chef di hotel atau pelayan di kapal pesiar. Dengan bekal pengalaman kerjamu, seharusnya akan lebih memudahkanmu mengetahui selera atau minat wisatawan asing, jika target pasarmu orang asing. Kamu juga memiliki kemampuan di bidang hotelier yang bisa kamu pakai untuk membangun bisnismu.
Selain itu, mulailah membuat planing bisnis, target market dan laporan keuangan. Semuanya dilakukan untuk memudahkanmu di kemudian hari untuk mengembangkan usaha lebih besar lagi.
Satu lagi nih tips dari Ketua HIPMI Bali Pande Agus Permana Widura. Doi menyampaikan, jika ingin membangun bisnis sementara kamu adalah orang baru dalam bisnis tersebut, maka kolaborasi adalah kuncinya. Agar usaha yang kamu bangun dengan modal uang panas, tak sia – sia.
Jangan lupa menambahkan story telling dalam produkmu. Cara ini sangat ampuh dalam pemasaran produk terutama dengan target market internasional. Seperti Soju, minuman asal Korea begitu terkenal di dunia bahka Indonesia. Salah satu cara yang digunakan untuk menarik orang untuk membeli minuman khas Korea ini adalah menambahkan cerita.
Tidak lupa pengemasan yang unik dan apik jadi nilai tambah lho dari customer karena pedagang sudah memperlakukan customer dengan baik, terniat dan spesial, terlihat dari pengemasan setiap produk dengan baik. Dengan demikian, customer bisa repeat order deh.tta