20/11/2024

Ekonomi Nasional Mulai Tumbuh, Bali Masih Flat 

 Ekonomi Nasional Mulai Tumbuh, Bali Masih Flat 

Denpasar – Kasus Covid-19 di Bali menujukkan kecenderungan penurunan. Namun kondisi kasus Covid 19 di Bali ini belum diiringi dengan pemulihan ekonomi. Terlihat dari grafik pertumbuhan ekonomi Bali yang masih flat (berbentuk L), belum menunjukkan bentuk V seperti ekonomi Indonesia. Demikian disampaikan Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Rizki E. Wimanda, Selasa (27/4).

Indikator pertumbuhan ekonomi nasional terlihat dari kondisi ekspor nasional triwulan I 2021 menunjukkan perbaikan. Namun tidak demikian dengan kondisi ekspor Bali, Nusra, Papua Barat dan sebagian Kalimantan masih menunjukkan rapor merah. Tingkat konsumsi belum sepenuhnya pulih, karena pengeluaran lebih dari lima juta pada triwulan I, drop.

Penjualan eceran juga belum membaik, baik sandang, perlengkapan rumah tangga masih di zona negatif. Sementara itu PMI (Purchase Manufacture Index) telah menunjukkan perbaikan. New export order dan new order sudah menunjukkan kenaikan pada grafik, meski new export order masih di bawah 50.

Pada triwulan 4 2020, pertumbuhan ekonomi Bali masih berada di angka – 12%. belum berbentuk V, seperti ekonomi secara nasional. Dari 17 sektor atau lapangan usaha, hanya 4 sektor  yang mengalami penurunan pada triwulan 1 2021 (qtq) yaitu, pertambangan 0,9%, pengadaan air 0,19%, perdagangan besar 9%, dan jasa keuangan 4,25%. “Kalau dijumlah menjadi 14%, hampir sama sharenya dengan pertanian,” ungkapnya.

Konsumsi swasta di Bali pada triwulan 1 2021 juga lebih rendah secara qtq. Indeks keyakinan konsumen dan ekspektasi serta kondisi terkini ekonomi menurun. Begitu pula dengan penjualan eceran beberapa komoditas kecuali pakaian jadi, tekstil meningkat pada triwulan 1 2021.

Baca Juga :  Triwulan II 2023 Ekonomi Bali Tumbuh Lebih Tinggi dari Nasional

Konsumsi listrik pada triwulan 1 turun, penjualan kendaraan baru juga turun. Namun triwulan 2 penjualan kendaraan baru diprediksi membaik dengan adanya kebijakan PPnBM yang baru diberlakukan April.

Kinerja ekspor belum menggembirakan pada triwulan 1 2021. Beberapa indikator seperti keberangkatan dan kedatangan kargo  internasional menunjukkan ekspor masih lebih  rendah dari triwulan sebelumnya. Apalagi ekspor barang dari Bali bobotnya hanya 10%, dibandingkan dengan total ekspor. Bobot paling besar adalah ekspor jasa 90% yaitu dari  kedatangan wisman.

Baca Juga :  Bank Indonesia Genjot Pemulihan Pariwisata Bali Melalui Rangkaian Kegiatan Edukasi dan Sosial di Kabupaten Buleleng

Penjualan eceran dari sektor perdagangan melemah karena adanya PPKM. Beberapa produk bahan kimia, konstruksi, barang kerajinan dan mainan menunjukkan penurunan. Hal itu terkonfirmasi dari Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) perdagangan  menunjukkan angka negatif pada triwulan 1 2021.

Dengan perkembangan kondisi tersebut, BI merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Bali menjadi pada triwulan 1 2021 sebesar -6,1% sampai -5,1% (qtq) lebih baik dari triwulan 4 2020. Sedangkan pertumbuhan positif baru mulai tercatat pada triwulan 2 2021 dengan proyeksi 2 – 4%. Tahun 2021 secara akumulatif, pertumbuhan ekonomi juga direvisi dari 4,5% – 5,5% menjadi 2,5% – 3,5%.tta