Waspada Nyeri Haid Berkepanjangan, Berisiko Kemandulan Redaksi 15/07/2021 0 Jika kamu pernah mengalami nyeri haid yang hebat hingga harus dilarikan ke rumah sakit, ditambah dengan jadwal haid yang tidak teratur, maka kamu wajib tahu penjelasan dokter berikut ini. Dari usia anak mulai haid masih dalam batas normal yaitu usia 15 tahun. Nyeri haid yang timbul sampai mengganggu aktivitas sehari-hari istilah kedokterannya adalah dismenorea. Demikian dokter Rumah Sakit (RS) Manuaba, Denpasar Dr.dr. IB. Gede Fajar Manuaba, Sp.OG., MARS. mengawali perbincangan. Salah satu penyebab dismenorea adalah endometriosis. Baca Juga : Dirjen Bimas Hindu Terima Audiensi Tim Penyusun Buku Hindu Manupadesa Nusantara Endometriosis adalah adanya pertumbuhan jaringan endometrium di luar rongga rahim. Pertumbuhan ini bisa terjadi karena pada saat wanita mengalami haid ternyata sebagian dari darah haid bukan turun dan keluar melalui vagina, tetapi berbalik keluar melalui saluran telur. Keluarnya darah haid melalui saluran telur terjadi pada 80% – 90% wanita kemudian darah haid ini tumpah ke dalam rongga perut. Darah yang tumpah di rongga perut ternyata 10% berkembang menjadi endometriosis. Proses tumpahnya darah haid pada wanita bisa terjadi berulang-ulang. Setelah tumpah ke dalam rongga perut, darah haid ternyata mengandung jaringan endometrium yang hidup yang akhirnya berkembang di rongga perut yang selanjutnya disebut endometriosis. Lebih sialnya lagi jaringan endometriosis tidak tinggal diam tapi seperti beranak sehingga makin luas. Baca Juga : Langkah Rohto Pada Pengembangan Riset dan Fasilitas Stem Cell di Indonesia Endometriosis yang berkembang di rongga perut menimbulkan reaksi peradangan dan akan makin meningkat pada saat jadwal haid. Dengan berjalannya waktu, stadium atau tingkat keparahannya makin meningkat sehingga makin meningkat usia wanita, semakin sering mengalami dismenorea. Dismenorea sekarang dijadikan salah satu ciri adanya endometriosis. Pada penelitiannya di Makassar, pada kasus endometriosis dari 70 kasus endometriosis ternyata 94% mengalami keluhan dismenorea. Penelitian di tempat lain mendapatkan 70% sampai dengan 95% wanita dengan dismenorea ternyata menderita endometriosis. Masalah endometriosis tidak cukup hanya nyeri haid. Akibat perlengketan yang terjadi di rongga perut mengakibatkan kerusakan organ reproduksi. Kerusakan organ reproduksi yang terjadi menyebabkan terjadinya kemandulan. Pada wanita yang mengalami nyeri haid dan kemandulan ternyata 80% sampai dengan 90% mengalami endometriosis. Untuk itu, jika mengalami gejala tersebut, maka konsultasikan segera ke dokter kandungan. Fajar menegaskan endometriosis tidak menyebabkan kematian tapi dampaknya terhadap kualitas hidup wanita amat besar dan menghabiskan banyak biaya untuk menangani. Informasi lebih lanjut silakan hubungi (0361) 426393.tta