Tol Mengwi-Gilimanuk Ancam Keberlanjutan Lahan Sawah
Pembangunan Jalan Tol Mengwi – Gilimanuk dinilai berdampak besar terhadap pengalihan lahan sawah seluas 480,54 hektar. Kondisi ini mengundang keprihatinan organisasi Frontier Bali.
Sekjen Front Demokrasi Perjuangan Rakyat (Frontier) Bali AA Gede Surya Sentana, Senin (31/10/2022) mengatakan, luas area sawah yang terdampak diantaranya ada di Jembrana seluas 253,52 hektar, Tabanan seluas 212,89 hektar, dan Badung seluas 14,13 hektar.
Lahan sawah yang terdampak tersebut juga berdampak pada 98 titik subak. Apalagi saat ini Bali mengalami defisit beras sebanyak 100 ribu ton per tahunnya. Kondisi ini tidak terlepas dari alih fungsi lahan sawah yang masif termasuk dengan adanya pembangunan jalan tol tersebut.
Selain itu, menurut data Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion (P3E) Bali Nusra, luasan tertinggi dalam kategori tinggi dan sangat tinggi adalah Kabupaten Tabanan. Kabupaten Tabanan juga memiliki lahan persawahan paling luas diantara kabupaten lainnya.
Jika dikalkulasikan, 1 hektar lahan sawah sedikitnya menghasilkan beras 6 ton, maka proyek pembangunan tol Mengwi- Gilimanuk yang menerabas area sawah seluas 480,54 hektar, mengurangi produksi beras di Bali sebanyak 2.883,24 ton.
Hilangnya lahan pertanian yang berdampak pada menurunnya produksi beras akibat pembangunan proyek tersebut tentu bertentangan semangat membangun kemandirin pangan Bali. “Jangan sampai dengan adanya proyek ini justru memperburuk ketahanan pangan Bali,” ujarnya.
Selain itu adanya subak di Bali merupakan sebuah sistem hidro logis alami sebagai penahan air dari hulu ke hilir. Apalagi akhir – akhir ini Bali sedang dilanda bencana banjir dan tanah longsor akibat cuaca ekstrem yang tentunya tidak terlepas dari adanya krisis iklim.
Adanya 480,54 ha lahan sawah yang berada di 98 subak terkena trase tol akan menambah buruknya mitigasi bencana di Bali dan tak bisa terelakkan, maka Bali akan berpotensi diterjang bencana yang lebih besar.