04/10/2024

Peduli Smart Farming, PLN Salurkan Bantuan Petani Pelaga

 Peduli Smart Farming, PLN Salurkan Bantuan Petani Pelaga

PLN UID Bali kembali menyalurkan bantuan program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) melalui PLN Peduli kepada petani modern di Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Badung, Senin (31/01).

Manager Komunikasi PLN UID Bali, I Made Arya menjelaskan batuan yang diberikan merupakan bagian dari komitmen PLN dalam mendukung pertanian di Bali.

“Kami mendukung penuh pengembangan inovasi di bidang pertanian salah satunya adalah Internet of Things untuk memudahkan para petani,” jelasnya.

Ia menyampaikan bantuan PLN yang diperuntukan untuk pengembangan pertanian _green house_ hidroponik dengan _smart farming_ sebesar Rp 30 juta ini telah dimanfaatkan untuk mengembangkan penggunaan teknologi Internet of Things yang sudah diaplikasikan oleh kelompok Petani Mimba Farm Pelaga Petang.

Baca Juga :  63.000 UMKM Menambah Daya Listrik

“Bantuan yang diserahkan berupa alat pengembangan IoT dan instalasi pemipaan untuk pertanian seperti sprinkle, pompa air, tandon air, alat pengukur kelembapan suh tanah, dan alat – alat pendukung lainnya,” terang Arya.

Pihaknya berharap bantuan ini dimanfaatkan dengan baik selin itu juga mampu untuk meningkatkan produktivitas hasil tani sehingga perekonomian makin membaik.

I Wayan Mudita, Ketua Kelompok PMK Mimba Farm yang secara langsung menerima bantuan ini menjelaskan bahwa manfaat yang disarakan setelah menggunakan _Smart Farming_ IoT ini terdapat penghematan air sebesar 20 persen, peningkatan kapasitas produksi sebesar 10 – 15 persen serta efisiensi di sisi tenaga kerja hingga 20 persen.

Baca Juga :  Penyesuaian Harga BBM Subsidi Dinilai Langkah Tepat

“IoT ini dimanfaatkan untuk memudahkan kami sebagai petani hidroponik untuk penyiraman, pemupukan, mengatur suhu dan kelembapan bahkan dari jarak jauh,” ungkap Mudita.

Mudita juga menjelaskan bahwa dirinya memiliki manajemen tanam, sehingga dalam seminggu, misalnya, ingin 4 kali panen, maka akan dibuatkan rencana mulai menanam dan memanen sehingga rekanan dapat menentukan berapa kali mengambil sayur dalam seminggu.

“Jadi semuanya sudah terjadwal sehingga sayur – sayur premium kita sudah laku semua, dengan perkiraan omzet per bulan sebesar Rp 50 – 60 juta,” pungkasnya.