Batu Bara Nabati, Terangi Bangka Belitung
Jakarta – Batu bara bukanlah satu – satunya bahan bakar untuk membangkitkan listrik. Seiring berjalannya waktu, manusia mulai menyadari bahwa alam memiliki beragam potensi yang bisa digunakan manusia untuk hidup. Bahkan alam sekalipun memberikan pilihan menggunakan bahan bakar “baik” terhadap alam itu sendiri maupun bahan bakar tidak baik bagi alam.
Menyadari batu bara fosil dapat habis ketersediaannya di alam, masyarakat Bangka Belitung telah menyadari hal itu dan menemukan batu bara nabati. Batu bara yang dihasilkan dari program Pempek Bakar itu dikembangkan bersama PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Bangka Belitung.
Program tersebut merupakan upaya pengolahan sampah menjadi bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa). Dalam program tersebut PLN, Pemkab Bangka Selatan dan kelompok swadaya masyarakat bekerja sama mengolah sampah menjadi sumber energi listrik pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) yang hasilnya untuk disalurkan untuk memenuhi kebutuhan listrik Pulau Tinggi.
Dengan rekayasa teknologi, sampah anorganik dan organik difermentasi untuk selanjutnya dibuat menjadi pelet sampah atau batubara nabati. Batu bara nabati ini sebagai bahan bakar sumber energi listrik yang diolah menggunakan teknologi gasifier.
Untuk memenuhi kebutuhan operasi listrik, warga Pulau Tinggi membutuhkan 1,2 ton sampah setiap hari. Sedangkan potensi massa sampah di Bangka Selatan sebesar 35 ribu ton per tahun.
Upaya pengolahan sampah ini bermanfaat banyak bagi masyarakat. Selain mewujudkan kemandirian energi, program ini mampu mengurangi sampah yang menjadi masalah di hampir seluruh daerah dan membuka peluang usaha baru produksi pelet sampah yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
Cerita menggali sumber alam untuk keberlanjutan alam inilah yang mengantarkan PLN meraih The Best Indonesian Green Award setelah memenangkan enam kategori penghargaan pada ajang Indonesia Green Awards (IGA) 2021 yang diselenggarakan oleh The La Tofi School of CSR.
Pada ajang ini PLN mendapatkan 17 penghargaan atas program inisiatif lingkungan guna menjaga kelestarian alam yang telah dilaksanakan. Penghargaan IGA Awards ini diberikan kepada perusahaan yang memiliki kepedulian tinggi terhadap lingkungan melalui berbagai ragam kreatifitas.
Penghargaan IGA 2021 diserahkan langsung oleh Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (KLHK RI), Alue Dohong, pada Rabu (7/4/2021) di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta.
Adapun 17 Program PLN yang meraih penghargaan antara lain Kategori Pengembangan Wisata Konservasi Alam yaitu, Program Plentong Reborn – Kembalinya Dusun yang Hilang dari PT Pembangkitan Jawa Bali, Konservasi Pantai Eduwisata Penyu Mapak Indah dari PLN Unit Induk Pembangunan (UIP) Nusa Tenggara, Mangrove Smart Village Turism Likupang dari PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Sulawesi Utara, Selawesi Tengah, dan Gorontalo, Konservasi Penyu Seaulangga dari PLN UIW Aceh, Desa Wisata Mangrove Mekarsari dari PLN UIP Interkoneksi Sumatera Jawa, Ekowisata Mangrove Ampiaang Parak dari PLN UIW Sumatera Barat.
Kategori Penanganan Sampah Plastik yaitu, Mendulang Berkah dari Sampah BSI Gesit dari PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jakarta Raya, Bank Sampah Bersama di Label dari PLN UID Lampung. Kategori Penyelamatan Sumber Daya Air yaitu, Menjaga Sumber Air Batu Lepoq dari PLN UIW Kalimantan Timur. Kategori Rekayasa Teknologi dalam Menghemat Energi/Penggunaan Energi Baru Terbarukan yaitu, Desa Mandiri Energi dengan Pemanfaatan Biogas dan Pengolahan Kotoran Sapi dari PLN UIP Jawa Bagian Timur dan Bali, Program Pengolahan Sampah oleh Masyarakat Sebagai Bahan Bakar PLTSaH dari PLN UIW Bangka Belitung.
Kategori Mengembangkan Keanekaragaman Hayati yaitu, Budidaya dan Pengembangan Kopi Pelag dari PT Indonesia Power, Konservasi Hijau Rinjani dengan Kopi dari PLN UIP Nusa Tenggara, Pengembangan Hidroponik Kebun Sayur Surabaya dari PLN UIP JBTB 1, Kelor, Mutiara Hijau dari NTT dari PLN UIW NTT.
Kategori Mengembangkan Pengolahan Sampah Terpadu yaitu, Kampung PLN Banget dari PLN UIW NTB, Sahabat Difabel Jepara dari PLN Unit Induk Pembangkitan Tanjung Jati B.
Wakil Menteri KLHK, Alue Dohong menyampaikan apresiasi kepada seluruh pemenang IGA 2021. Capaian ini menjadi salah satu refleksi komitmen perusahaan di dalam menjaga lingkungan termasuk untuk menurunkan emisi gas rumah kaca yang telah menjadi komitmen negara.
“Untuk mencapai komitmen pemerintah mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen dengan upaya sendiri dan sampai 41 persen dengan dukungan internasional dibutuhkan peran serta seluruh pihak,” jelas Alue Dohong.
Executive Vice President Komunikasi Korporat dan CSR PLN, Agung Murdifi menjelaskan bahwa dalam menjalankan bisnis kelistrikan, PLN mengacu pada ISO 26000 untuk mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan berkelanjutan atau dikenal _Sustainable Developement Goals_ (SDGs). Keberlanjutan adalah kunci dalam setiap aspek pengembangan lini bisnis, termasuk keberlanjutan alam dan lingkungan.
“Capaian ini menjadi bukti dari konsistensi PLN yang terus berupaya menjaga kelestarian lingkungan dan alam,” tutur Agung.tta