Gathering IFBEC Bali, Persiapkan Pemulihan Pariwisata
Indonesian Food and Beverage Executive Association (IFBEC) Bali kembali menyelenggarakan gathering pada Kamis (31/3) di Swiss Bel Resort Watu Jimbar, Sanur.
Acara yang berlangsung dengan suasana penuh keakraban ini diwarnai dengan semangat karena kebijakan bagi PPLN dan PPDN diperlunak. Hal ini membawa angin segar bagi pelaku pariwisata di Bali tak terkecuali member IFBEC.
Ketua IFBEC Bali Ketut Darmayasa mengatakan, gathering ini merupakan agenda rutin bulanan IFBEC. Selain untuk membantu pergerakan ekonomi terutama di kalangan pariwisata, gathering ini juga bertujuan untuk ajang silaturahmi.
Gathering kali ini lebih kusyuk membahas tentang persiapan pemulihan pariwisata Bali seiring dengan dilonggarkannya kebijakan.
Pada kali ini agenda yang dibahas adalah regulasi pemerintah yang sangat membantu insan pariwisata di Bali, kedua tentang koperasi IFBEC Bali di masa menuju endemi Covid19 agar koperasi bisa tumbuh kembali, ketiga tentang IFBEC Bali yang ditunjuk menjadi panitia kegiatan mixologi dan barista competition dari salah satu partai.
“Jadi kita tidak memilih- milih partai, siapapun nanti yang menunjuk kita secara profesional untuk mengelola event tersebut yang berhubungan dengan makanan dan minuman, kita selalu siap,” ujarnya.
Kesiapan IFBC sendiri dalam menjadi penyelenggara mixologis dan barista competition dibagi berdasarkan 8 kabupaten dan 1 kota. Dari pembagian tersebut telah dipilih panitianya.
Pertemuan telah dilakukan beberapa kali untuk mempersiapkan. Diharapkan, peserta menyiapkan KTP dari masing – masing kabupaten/kota sehingga peserta hanya diperbolehkan dari kabupaten/kota asal atau domisili.
“Jadi tujuan dari kegiatan ini adalah mengangkat kearifan lokal, sumber daya manusia lokal agar bisa bangkit dan jengah dalam kompetisi ini,” jelasnya.
Kegiatan akan mulai dilakukan pada awal April selama sebulan. Kabupaten/kota pertama yang menjadi tempat pertama penyelenggaraan kompetisi adalah Badung.
Pelaksanaan kompetisi tidak serentak dilakukan, namun dipilih secara random kabupaten tempat kompetisi. “Final akan dilakukan di Art Center,” imbuhnya.
Kompetisi ini bertujuan untuk menggali potensi lokal. Hal inilah yang membedakan kompetisi ini dengan kompetisi food and beverage yang lain. Dengan demikian lewat kompetisi food and beverage yang diinisiasi oleh partai politik dapat mengangkat SDM lokal dan bisa maju.
Sekitar 36 juri yang telah tersertifikasi yang akan dilibatkan dalam kompetisi ini. Pemenang akan memperebutkan thropy partai dengan total hadiah Rp 160 juta.
“Bukan nilai yang dilihat tapi kami ingin agar orang lokal ikut berkontribusi mempresentasikan kompetensinya di hadapan publik, sehingga nanti ketika kita berbicara tentang global industri, jadi kita sudah siap,” ungkapnya sembari menyebut SDM lokal di jaman globalisasi ini sudah siap bersaing secara global.