22/11/2024

Dampak Sosial dan Ekonomi Pengembangan Pelabuhan Benoa Bagi Masyarakat Pedungan

 Dampak Sosial dan Ekonomi Pengembangan Pelabuhan Benoa Bagi Masyarakat Pedungan

Bali tingkatkan ekspor melalui Pelabuhan Benoa/ist

Pengembangan Pelabuhan Benoa (Pelindo 3) nampaknya tidak hanya berdampak bagi negara tapi juga berdampak langsung bagi masyarakat sekitar. Pengembangan Pelabuhan Benoa dengan adanya Bali Maritim Tourism Hub (BMTH) memberikan dampak sosial dan ekonomi positif bagi masyarakat di Desa Pedungan.

Bendesa Adat Pedungan Gusti Putu Budiarta, Senin (6/9) menuturkan, Pelabuhan Benoa yang merupakan cakupan kawasan Pelindo 3 berada di Lingkungan Desa Adat Pedungan. “Jadi Pedungan ini, ring satunya Pelindo 3, Pelabuhan Benoa,” ujarnya.

Meskipun, Desa Adat Pedungan terletak di daerah pesisir, namun tidak memiliki tempat pamelastian (tempat upacara agama, melasti). Dalam pengembangan Pelabuhan Benoa, Desa Pedungan dibuatkan tempat pamelastian yang representative sehingga memudahkan masyarakat dalam melaksanakan upacara Pitra Yadnya melasti.

Seperti diketahui, masyarakat Bali sangat erat kaitannya dengan budaya dan agama sehingga segala hal yang terkait dengan kegiatama budaya dan agama menjadi hal krusial dalam kehidupan sosial masyarakat Bali. Dengan adanya bantuan dari Pelindo 3 berupa tempat pamelastian, menurut Budiarta sangat menyentuh hati masyarakat Pedungan. “Sehingga sangat bermanfaat bagi kami sebagai tempat pelarungan abu dan pamelastian yang representative,” ungkapnya.

Baca Juga :  PELINDO SUB REGIONAL BALI NUSRA LAKUKAN EKSPOR PERDANA KE VANUATU LANGSUNG DARI PELABUHAN BENOA

Selama ini, masyarakat Pedungan melakukan upacara melasti dan pelarungan abu di tempat yang lokasinya agak jauh dari lingkungan wilayah tempat tinggal. “Sebelumnya kita tidak punya tempat melasti dan melarung, krama kita tidak tentu melastinya, bisa dimana saja, jadi kami tidak punya tempat khusus,” ungkapnya.

Tidak hanya itu Pelindo 3, Pelabuhhan Benoa juga akan memfasilitasi, memberikan tempat bagi kelompok nelayan Amerta Segara, Desa Adat Pedungan berupa bangsal. Di samping pengerukan di wilayah dekat pamelastian dengan kedalaman kurang lebih 2 meter, di tempat itu pula akan dibangun bangsal.

Tempat ini nantinya akan menjadi tempat representative bagi kelompok nelayan Amerta Segara, Desa Adat Pedungan yang jumlahnya lebih dari 100, untuk menata perahu (jukung) mereka sebagai alat mencari ikan. Menurut Budiarta, secara ekonomi pengembangan Pelabuhan Benoa juga berdampak positif bagi nelayan sekitar.

Sama halnya dengan pamelastian, kelompok nelayan Amerta Segara juga mengalami hal yang sama. Mereka tidak memiliki tempat yang representative untuk mengikat perahu untuk melaut. Sementara, sebagai besar masyarakat Pedungan bekerja di sektor kelautan.

Dalam pengembangan tersebut, secara pariwisata dan ekonomi akan berdampak pada ekonomi masyarakat, tidak hanya masyarakat Pedungan tapi juga masyarakat Bali. Ia berharap, nantinya setelah BMTH tersebut beroperasi dapat menyerap tenaga kerja lokal khususnya bagi masyarakat Pedungan.

Ketua Kelompok Usaha Bersama (KUB) Simbar Segara, Desa Pemogan Ketut Darsana mengatakan, meskipun wilayah yang berdekatan adalah Pedungan dan yang berdampak langsung terhadap pengembangan Pelabuhan Benoa adalah masyarakat Pedungan, namun pengembangan Pelabuhan Benoa tentu juga akan berdampak bagi kelompok nelayan di wilayah perairan Bali. Menurutnya, wilayahnya akan semakin ramai dikunjungi wisatawan sehingga akan berdampak pada masyarakat Pemogan juga termasuk kelompok nelayan.

Baca Juga :  Pesan Dirjen Pajak: Reformasi Perpajakan Mutlak Dilakukan

Seperti diketahui, KUB Simbar Segara merupakan kelompok nelayan yang tidak hanya mencari hasil laut tapi juga menawarkan jasa sewa perahu untuk berwisata mangrove maupun tempat edukasi penanaman mangrove. Dengan ramainya, daerah tersebut dikunjungi wisatawan yang datang lewat Pelabuhan Benoa, tentu akan berdampak bagi masyarakat Pemogan.

Meskipun banyak warga Pemogan menjadi pekerjaan nelayan sebagai profesi utama, namun dari melaut dan kelompok usaha bersama ini dapat membantu ekonomi keluarga saat Pandemi Covid19. Sehingga ia berharap, dalam pengembagan Pelabuhan Benoa juga dibuatkan paket – paket atau system terintegrasi agar wisatawan yang datang juga dapat menjajaki wilayah di sekitar Pelabuhan Benoa.

CEO Pelindo 3 Bali Nusra I Wayan Eka Saputra sebelumnya mengatakan, akhir tahun 2020, Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) mulai dikerjakan. Tahun 2023, proyek ini ditargetkan rampung dan ia berkomitmen menyelesaikan proyek ini sesuai dengan target. Dengan adanya BMTH, akan menjadi sumber pendapatan potensial yang akan didapatkan Pelindo III.

Ada beberapa tahapan  – tahapan yang ditargetkan selesai pertengahan tahun ini seperti UMKM Center, Terminal Hop On dan Hop Off penumpang cruise, food court, stage untuk seni dan budaya, art market, pagar, candi bentar, halte,dll.

Dilanjutkan pembangunan di dumping I dan II pada tahun 2022. Dumping I untuk marina, sedangkan dumping II disiapkan untuk peti kemas, curah cair, gas, produk Pertamina. “Paket itu nanti yang kita akan bangun. Tapi konsep dasarnya kita bangun paket UMKM Center, Terminal hop in, hop of, dll. Ini yang dulu kita bangun, nanti secara bertahap kita bangun tahapan yang lain sampai 2023,” bebernya.

BMTH dalam jangka panjang akan menjadi pos pendapatan strategis Pelindo III Bali Nusra. Selain itu, BMTH diharapkan menjadi sarana penunjang agar wisatawan lebih lama lagi tinggal di Bali, sehingga spending money wisatawan bisa dioptimalkan.

“Ini long term ya, butuh waktu, tapi bisa menjadi core business kita juga, yang bisa memberikan pemasukan buat negara juga. Yang lebih kita pentingkan adalah multiflier efek kepada masyarakat,” ujarnya.

Selama ini, pendapatan Pelindo III Bali Nusra berasal dari kedatangan cruise, kapal barang, peti kemas dan bongkar muat, curah cair dan gas. Pos itulah yang menjadi core usaha Pelindo III Bali Nusra, sebagai sarana pendukung pelabuhan yang merupakan obyek vital nasional yang menunjang perekonomian.

Dengan pembangunan BMTH, pada akhirnya akan menjadi sumber pendapatan terbesar Pelindo III Bali Nusra. “Bisa jadi kontribusi BMTH mencapai 60% dari pendapatan Pelindo III Bali Nusra dari semua komponen yang ada, mulai dari kapal, pass pelabuhan, kerjasama dengan UMKM, bisa jadi, karena Bali ikonnya pariwisata. Kalau di Jawa kan pos pendapatan dari angkutan barang,” ungkapnya.

Eka menambahkan, tujuan dibangunnya BMTH adalah membangun ekosistem pariwisata dengan harapan semakin banyak kapal cruise yang berkunjung ke Pelabuhan Benoa. “Ke depannya BMTH akan menjadi home port atau centernya  cruise yang ada di Indonesia,” ujarnya.esi