27/07/2024

Yuk Intip, Kedai Kopi di Dalam Pasar Sanglah

 Yuk Intip, Kedai Kopi di Dalam Pasar Sanglah

Buat pecinta tempat ngopi, wajib coba tempat ini, karena tempat yang satu ini berbeda dengan tempat ngopi kebanyakan yaitu berlokasi di dalam pasar.

 

Kopi pasar merupakan kedai kopi yang terletak di dalam Pasar Sanglah, Denpasar tepatnya di lantai 2. Buat kamu yang sering ke pasar buat belanja – belanja bahan pangan dan upakara, jangan lupa mampir di Kedai Kopi Pasar.

Aneka menu kopi dan kue ringan ada di sini. Harganya pun, harga pasar, mulai dari Rp 5.000 dan tak lebih dari Rp 25.000. Jadi sambil istirahat usai belanja, kamu bisa ngopi disini, tapi engga bikin kantong bolong.

Baca Juga :  Dukung Bali Menjadi Pusat _Medical Tourism_, PLN Sukses Suplai Listrik ke Bali International Hospital

 

Tapi jangan lupa, masuk kedai ini wajib masker loh. Bahkan di pintu masuk kedai, terpampang nyata tulisan “No Mask No Entry“. Sebuah imbauan bersifat keharusan yang harus diikuti pengunjung yang ingin ngopi di tempat tersebut.

 

Setahun sudah kedai tersebut buka dalam kondisi pandemi. Namun usaha kopi pasar itu tetap berjalan tanpa mengabaikan protokol kesehatan. Komang Setiawan bersama Erlangga, pengelola kedai, siang itu menuturkan, kedainya buka saat menjelang pandemi. Sehingga terasa berat saat itu, ketika memulai usaha baru namun dihantam pandemi.

“Meski pandemi, kita tetap jalan, mengikuti instruksi pengelola pasar, seperti pembatasan jam buka, menyiapkan sarana prasarana cuci tangan, menghindari kerumunan. Tapi semangat kita besar. Kita ikuti semua prokes dengan segala keterbatasan itu, kita jalani sampai sekarang, tapi antusias customer luar biasa,” tuturnya.

 

Baca Juga :  Mountrash Jaga Bumi Bergerak ke Badung Selatan

Keinginan Komang membuka kedai kopi di dalam pasar pada awalnya ingin menggairahkan kembali masyarakat ke pasar tradisional yang kini lebih populer disebut pasar rakyat. Karena, banyak orang sukses, berangkat dari usaha di pasar rakyat.

 

Ibunya pun berawal dari berdagang kain di pasar rakyat, yang hanya menggelar dagangan di depan – depan kios. Sedari kecil, Komang Setiawan kerap mengikuti ibunya berjualan. Kolong meja dagangan, kerap menjadi tempat yang nyaman untuk menunggui ibunya berjualan.

 

Dari berjualan di depan kios, ibunya mampu memiliki kios dan bahkan toko. Dengan demikian, masyarakat khususnya milenial tidak perlu malu lagi masuk pasar karena semua lapisan ekonomi ada di pasar rakyat, mulai dari bawah, menengah sampai atas. “Kita harap, masyarakat tidak malu – malu ke pasar atau makan di pasar, makanya kita menjual disini dengan harga pasar,” tuturnya.tta