Wah, Dominasi Serapan Kredit di Bali Bukan untuk Usaha

 Wah, Dominasi Serapan Kredit di Bali Bukan untuk Usaha

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali mencatat kinerja perbankan di Bali. Bahwa serapan kredit didomimasi bukan lapangan usaha.

Kepala OJK Bali Kristrianti Puji Rahayu, Selasa (7/10/2025) memaparkan, berdasarkan sektor ekonomi, penyaluran kredit didominasi oleh sektor Bukan Lapangan Usaha sebesar 33,71 persen dan Sektor Perdagangan Besar dan Eceran sebesar 28,03 persen.

Pertumbuhan kredit disumbangkan oleh peningkatan nominal penyaluran di Sektor Penerima Kredit Bukan Lapangan Usaha sebesar Rp2,09 triliun (tumbuh 5,64 persen yoy) dan Sektor Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum yang bertambah sebesar Rp1,62 triliun (tumbuh 13,14 persen yoy).

Baca Juga :  Pesan Dirjen Pajak: Reformasi Perpajakan Mutlak Dilakukan

Berdasarkan jenis penggunaannya, pertumbuhan kredit yoy masih didorong oleh peningkatan kredit investasi yang tumbuh sebesar Rp4,51 triliun atau 13,61 persen yoy (Juli 2024: 21,80 persen yoy). Tingginya pertumbuhan kredit investasi ini menggambarkan masih tingginya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap prospek kondisi perekonomian di Provinsi Bali.

Sementara itu, berdasarkan kategori debitur, sebesar 51,19 persen kredit di Provinsi Bali disalurkan kepada UMKM dengan pertumbuhan sebesar 3,17 persen yoy. Penyaluran kredit UMKM di Provinsi Bali lebih tinggi dibandingkan tingkat nasional, baik dari porsi kredit maupun pertumbuhan.

Baca Juga :  Perkuat Kelembagaan BPR/BPR Syariah, OJK Terbitkan POJK Nomor 7 Tahun 2024

Secara total, penyaluran kredit mencapai Rp116,26 triliun atau tumbuh 6,50 persen yoy. Sementara kualitas kredit perbankan di Provinsi Bali tetap terjaga, tercermin dari rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) gross sebesar 3,06 persen lebih rendah dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 3,32 persen (Juni 2025: 3,08 persen).

Sementara itu, NPL net berada di posisi 2,15 persen, juga menurun dibandingkan posisi Juli 2024 yang sebesar 2,22 persen (Juni 2025: 2,15 persen).