27/07/2024

Sedih, Pelaku Perhotalan di Bali Rasakan Simalakama

 Sedih, Pelaku Perhotalan di Bali Rasakan Simalakama

Denpasar,- Pelaku pariwisata khususnya pengusaha perhotelan di Bali saat ini mengakui mengalami kesusahan. Satu sisi mereka berharap kedatangan wisatawan domestik pada momen liburan Lebaran akan membawa sedikit angin cerah bagi pariwisata di Pulau Dewata namun sedihnya pemerintah memberlakukan larangan mudik.

Mantan Ketua Bali Hotel Association (BHA) I Made Ricky Darmika menyampaikan kondisi saat ini seperti simalakama. Kenapa simalakama karena larangan mudik tentu akan membuat jumlah kedatangan wisatawan domestik akan berkurang dan berimbas sepinya pesanan hotel. Sepinya pemesanan kamar hotel tentu berdampak bagi para pelaku usaha pariwisata.

Namun sisi lain jika tidak dilarang ditakutkan jumlah kunjungan wisaatwan yang banyak atau saat penuh ada kekhawatiran kenaikan kasus positif Covid-19 di Bali.

“Kondisi ini memang bagaikan buah simalakama,” katanya.

Baca Juga :  Gubernur Koster Sampaikan Pariwisata Naik Kelas di Unud

GM hotel di Uluwatu ini menyatakan alhasil jumlah wisdom yang turun drastis membuat okupansi hanya satu digit dari sebelumnya mencapai dua digit. Kendati demikian keputusan pemerintah yang melarang pergerakan wisatawan selama libur Lebaran perlu didukung untuk menekan penyebaran virus corona dan dalam upaya kesiapan menyambut pembukaan Bali bagi iwsman pada Juli 2021 mendatang.

Hal sama dikatakan Wakil Ketua Bali Hotel Association (BHA) Fransiska Handoko, adanya larangan mudik saat musim libur Lebaran Mei 2021 saat ini, secara tidak langsung berimbas pada turunnya jumlah kunjungan wisatawan domestik. Para wisatawan banyak yang membatalkan (cancelation) reservasi atau pesanan kamar hotel. Berdasarkan informasi dari anggota BHA, ada beberapa hotel yang melaporkan adanya pembatalan reservasi oleh para pemesan.

“Kondisi hotel-hotel cukup sepi sampai saat ini. Beberapa member menerima cancelation menjelang liburan Idul Fitri 2021,” katanya.

Baca Juga :  Bali Tak Lagi Otentik

Ia menyatakan kondisi ini membuat industri perhotelan merasa kian berat. Kendati sampai saat ini belum memiliki data terbaru hotel di Pulau Dewata yang tutup, tetapi tidak menutup kemungkinan kalau kondisi tidak ada perbaikan maka kemungkinan besar hotel dapat menutup pintu sementara untuk mengurangi biaya operasional.*ana