27/07/2024

PII Menginisiasi Terbentuknya Engagement Working Group Bali E20 di G20

 PII Menginisiasi Terbentuknya Engagement Working Group Bali E20 di G20

Pada tahun 2022 Indonesia menjadi Presidensi G20, yang merupakan forum kerja sama multilateral yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa. Persatuan Insinyur Indonesia (PII), sebagai organisasi wadah berhimpun insinyur di Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 11tahun 2014 tentang “Keinsinyuran,” turut berpartisipasi dalam menyukseskan Presidensi G20 Indonesia dengan menginisiasi kerjasama antar engineers negara-negara G20 untuk secara bersama memberikan solusi bagi permasalahan global terkait engineering.

Prakarsa PII untuk kerja sama antar engineers dari negara-negara G20 ini telah mendapatkan dukungan persetujuan dari 6 (enam) asosiasi insinyur di negara anggota G20, yaitu India, Jepang, Korea, Inggris, Australia, dan Indonesia. Ke-enam asosiasi insinyur ini sepakat untuk membentuk kelompok insinyur atau Engagement Group (EG), yang berkontribusi dan memiliki keterlibatan dalam G20, yang nantinya akan menjawab tantangan dan resolusi dunia dalam menangani perubahan iklim, transisi energi hijau, transformasi digital ke berbagai sektor industri dengan cara yang dapat diterapkan, dan pada produksi peralatan perawatan kesehatan yang efisien dan hemat biaya.

Baca Juga :  Pastikan Stok BBM Aman, Dirut Pertamina Pantau Langsung Lewat Command Center

Dalam beberapa dekade terakhir, peran insinyur telah berevolusi ke belakang panggung—di belakang layar dan sebagian besar sering melakukan kompromi karena kurangnya kemampuan dan kualitas kepemimpinan. “Ini mungkin salah satu alasan utama mengapa dunia tempat kita hidup telah menjadi lebih tercemar, sakit, kekacauan finansial, ketidakadilan sosial, dll. Diberkahi dengan kapasitas intelektual sedemikian rupa, insinyur sekarang harus bangun dan mengambil peran dan tanggung jawab mereka untuk memperbaiki masalah sebelum menjadi benar-benar terlambat,” ujarnya.

Dekade terakhir telah terjadi banyak kejadian yang penuh dengan pendapat dan saran yang diberikan oleh pembicara global tanpa banyak tindakan maupun implementasi. Metode lama ini perlu diakhiri dengan memberikan tindakan nyata dan implementasi yang dipimpin oleh apa yang disebut Leader Engineer (“LE”), gelar yang diberikan kepada individu tertentu yang memiliki sifat, kapasitas, kualifikasi, kapasitas mental dan rekam jejak kepemimpinan. E20, selain dari retorika dan pembangunan citra, akan berfungsi sebagai sebuah platform kolaborasi untuk menghasilkan karya dan keluaran nyata seperti transisi energi hijau, aplikasi digital ke berbagai sektor industri dengan cara yang dapat diterapkan, dan berfokus pada produksi produk kesehatan yang efisien dan hemat biaya.

Baca Juga :  Begini Cara Mitratel Dukung Percepatan Ekonomi Digital Indonesia!

Prakarsa Indonesia untuk membentuk Engineering 20 (E20) diharapkan dapat diperkenalkan pada event G20 Leaders Meeting tahun 2022. E20 akan berfungsi sebagai platform kolaborasi para insinyur dari negara G20 untuk menghasilkan kerja nyata solusi terhadap berbagai tantangan global.

E20 selaras dengan esensi G20 sebagai platform multilateral strategis yang menghubungkan negara-negara maju dan negara berkembang di dunia, dengan tujuan bersama untuk mengamankan pertumbuhan, mensejahterakan masyarakat, dan kemakmuran ekonomi global di masa depan.