Mengelola Bahan Pangan dari Kebun Rumah, PPKM Darurat Lewat !
PPKM Darurat memang mengunci seluruh kegiatan kamu di luar rumah. Bekerja terbatas, jalan – jalan terbatas, olahraga terbatas, dan beribadah terbatas. Namun bukan tidak mungkin, di rumah kamu tidak bisa melakukan apapun. Saatnya kreativitasmu diuji dengan berdiam diri di rumah. Salah satu yang bisa kamu lakukan adalah berkebun dan mengolah hasil kebun menjadi pangan bernilai tinggi. Produk yang kamu hasilkan pun bisa menghasilkan uang kan…
Kabid Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Ir. I Nyoman Suarta, M.Si.,Rabu (7/7) mengatakan, saat ini ia tengah gencar melakukan pembinaan dalam pengembangan pangan lestari (P2L). Hal tersebut, salah satunya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga yang beragam, bergizi, sehat dan aman.
Kegiatan ini pun mendapat respon yang bagus dari masyarakat. Seperti kelompok PKK di desa- desa sudah memanfaatkan pekarangan rumah dalam pengembangan pangan lestari. “Dengan P2L ini kelompok- kelompok ini tidak hanya dapat memenuhi keluarga, melainkan juga memberikan kepada masyarakat diluar bahkan menghasilkan uang (dijual),” katanya.
Program P2L tersebut dikembangkan dari tahap penumbuhan ke tahap pengembangan pangan. Itu artinya, komoditi yang ditanam anggota kelompok tersebut tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pribadi namun juga dijual ke swalayan atau toko modern. Namun, untuk mencapai hal tersebut yang bisa dilakukan terlebih dahulu yakni pemasaran tingkat desa melalui BUMDes ataupun koperasi. “Dengan ini, tentunya akan sangat membantu ibu-ibu PKK yang sebelumnya dirumahkan akibat Covid-19 dapat menghasilkan melalui pemanfaatan lahan pekarangan,” sebutnya.
Dalam hal ini, ia tidak hanya mefasilitasi dalam hal pembibitan maupun bantuan lainnya melainkan juga pembinaan secara berkesinambungan dengan cara turun langsung untuk melihat perkembangan di lapangan. Dikatakan, bibit yang ada saat ini di dalam kelompok P2L tersebut harus diinformasikan kepada masyarakat lainnya agar tidak berhenti di satu kelompok itu saja. “Tentunya itu juga akan kami kukuhkan , harus berkelanjutan sehingga bisa membuat bibitnya. Tidak hanya sekedar taruh dan selesai itu tentu tidak akan ada dampak yang massif terhadap masyarakat,” jelasnya.
Lebih lanjut dikatakan, tingginya animo masyarakat dalam P2L ini dilihat dari julah kelompok yang sudah terbangun yakni 134 unit. Padahal untuk tahun ini pihaknya hanya menargetkan 80 unit. “Ini juga menjadi salah satu bukti bahwa program ini diterima dengan baik oleh masyarakat kita,” katanya sembari mengatakan jumlah P2L saat ini sudah mencapai 294 kelompok sejak tahun 2018 lalu yang tersebar di seluruh kabupaten/kota di Bali.esi