27/07/2024

Ekonomi Bali Harus Move On

 Ekonomi Bali Harus Move On

Denpasar – Cukup sampai disini berharap dari pariwisata. Ekonomi Bali harus move on, karena jika harus menunggu sampai pariwisata pulih tahun 2023 atau 2024, peningkatan indicator pengangguran, kemiskinan, IPM, kesejahteraan akan terjadi.

 

Ketua Dewan Pembina ALFI Bali Bagus John Sujayana, Jumat (16/4) mengatakan, Bali masih memiliki potensi ekspor produk – produk pertanian dan kerajinan. Permintaan akan produk ekspor dari Bali juga masih ada, meskipun volumenya turun.

Baca Juga :  OJK Tegaskan Bank Dapatkan Berikan Kredit Baru Bagi Debitur Restrukturisasi

Hal ini perlu mendapat perhatian lebih besar dari pemerintah untuk bisa mengkompensasi penurunan pendapatan dari pariwisata yang saat ini benar – benar mati. “Sedangkan ekspor kan masih jalan walaupun turun,” tandasnya.

 

Pada ekspor khususnya produk pertanian dan kerajinan, juga padat karya dan melibatkan banyak masyarakat, mulai dari penyedia bahan baku, pengrajin, eksportir. Kegiatan ekonomi ini dinilai memberi dampak luas pada ekonomi di desa. Jika ekspor ini masih bisa berjalan, setidaknya masyarakat masih memiliki pekerjaan.

Baca Juga :  Implementasi Pembayaran Digital Terbaik, Bali Peroleh 4 Penghargaan BI Award 2023

“Ini mesti digalakkan pemerintah. Jangan berharap turis mancanegara akan recover dalam waktu cepat, akhirnya itu akan menjadi mimpi di siang bolong. Mana bidang yang masih ada permintaannya, yang masih mungkin dilakukan, itu yang harus diberikan perhatian lebih banyak. Itu lebih masuk akal menurut saya, karena Bali harus move on,” ujarnya.

 

Bahkan kondisi penurunan ekspor ini menurutnya tidak akan lama dan akan lebih cepat pulih dibandingkan pariwisata. Ia berharap tahun ini ekspor kembali pulih dan 2022 akan lebih baik dari 2021.

 

Prediksi itu didasari dengan asumsi fase terburuk dari ekspor telah berlalu, karena negara pasar lockdown mulai dilonggarkan. Saat ini, kondisi ekspor sudah berangsur – angsur membaik. Dengan membaiknya kondisi ekspor, kondisi logistic dan pengiriman juga akan kembali normal.

 

ALFI juga berupaya mendekati beberapa operator kapal menggantikan kapal yang tidak lagi melewati Pelabuhan Benoa. Hanya saja, perhitungannya menggunakan perhitungan keekonomian, apakah visible atau tidak. Maka perlu kerjasama yang baik antara ALFI, eksportir dan Pelabuhan Benoa.tta