AOFOG 27 Dilaksanakan di Bali, Berhasil Satukan Ribuan Ahli Obgyn se-Asia Pasifik
Asia and Oceania Federation of Obstetric and Gynaecology (AOFOG) melaksanakan kongres ke-27 di Bali dari tanggal 23 – 26 Mei 2022. Kongres yang berlangsung secara hibrid itu mempertemukan ribuan ahli obstetri dan ginekologi se-Asia Pasifik. Tidak hanya ahli obgyn, juga hadir bidan yang merupakan garda awal dalam penanganan kesehatan reproduksi dan wanita.
Ketua Kongres AOFOG 27 Prof. Dr.dr. Andon Hestiantoro mengatakan, ribuan peserta dari 24 negara hadir secara langsung dan hibrid. Topik yang diangkat pada kongres kalinitu adalah terkait obgyb dan molekuler biologi, permasalahan – permasalahan yang dihadapi oleh perempuan sejak remaja, dewasa muda, menopause, gangguan kehamilan, pre eklamsia, eklamsia, perdarahan.
Ketua POGI Indonesia dr. Ari Kusuma Januarto mengatakan, salah satu topik yang dibahas pada kongres adalah angka kematian ibu (AKI) karena AKI di Indonesia masih tinggi. Kolaborasi dan sinergi antara pemerintah, ahli obgyn, penatalaksana kesehatanan di tingkat primer, dan masyarakat sangat penting dalam penanganan AKI.
Presiden of Asia Pacific Initiative on Reproduction (ASPIRE) Prof. Budi Wiweko mengatakan, tingkat kesehatan reproduksi wanita, ibu dan anak di Indonesia belum baik. Maka dari itu kongres menjadi ajang bertukar informasi antar negara terkait penanganan kesehatan reproduksi ibu dan anak.
President AOFOG Prof. Kazunori Ochiai didampingi Immediate Past President AOFOG Dr. Ravi Candran mengatakan, pada kongres kali ini membahas isu – isu terkini soal kesehatan reproduksi wanita terutama saat pandemi. Kualitas kesehatan reproduksi wanita saat pandemi menjadi perhatian AOFOG.
AOFOG yang merupakan organisasi ahli obgyn seAsia Pasifik sangat beruntung tahun ini karena kongres yang sempat tertunda karena pandemi, bisa diikuti oleh ribuan peserta, dan Bali menjadi tempat yang dipilih untuk pelaksanaan kongres. “The answer is why Bali is to be place for congress? But i say, why not Bali is to be place for congress?” selorohnya.
AOFOG yang terdiri dari beberapa negara dengan wilayah yang luas memiliki keragaman budaya, bahasa, dan keragaman lain akan mempengaruhi perbedaan kebiasaan hidup wanita di setiap daerah. Perbedaan ini bisa menjadi kekuatan dalam penanganan kesehatan reproduksi wanita di setiap daerah dan berbaginya dengan negara lain dalam kongres ini.