Dua Event Kesehatan Berskala Internasional Akan Digelar di Bali
Bali akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan dua event berskala internasional. Kedua event tersebut adalah International Conference on Medical Regulation (IAMRA) 2023 di Nusa Dua, pada 6-9 November dan International Medical Conference (IMC) di Sanur pada 10-13 November. Kedua event tersebut merupakan event kesehatan dengan peserta 150 negara.
Ketua IMC 2023 Prof. Taruna Ikrar mengatakan, dengan memanfaatkan event IAMRA, IMC digelar sebagai event pertama. Event pertama ini akan secara berkelanjutan setiap tahun diadakan di Bali dengan peserta lebih dari 3.000 orang dari berbagai negara. Tidak hanya itu, rumah sakit dan Fakultas Kedokteran di seluruh Indonesia juga akan diundang mengikuti event tersebut.
Topik yang dibahas diantaranya isu – isu strategis seputar kesehatan meliputi kedokteran umum, kedokteran gigi, kedokteran spesialis, kedokteran hewan, kedokteran militer,onkologi, estetika, teknologi medis, pariwisata,kebencanaan, investasi, asuransi kesehatan, termasuk enam pilar transformasi kesehatan Indonesia. Topik – topik tersebut akan menarik peserta dari berbagai negara untuk datang.
“Di IMC, kami berupaya untuk membentuk masa depan layanan kesehatan dengan menyediakan ruang bagi para profesional medis untuk berdiskusi dan berbagi pengalaman. Kami berusaha untuk memperkuat pilar – pilar kesehatan di Indonesia dengan menyebarluaskan pengetahuan untuk meningkatkan standar dalam praktek medis dan melindungi keselamatan dan kesehatan masyarakat,” ujarnya Kamis (11/5/2-23)
Ketua Bali Tourism Board (BTB) Agung Partha Adnyana mendukung kegiatan tersebut, karena November merupakan periode low season, sehingga momen yang tepat untuk diadakan event – event MICE. Medical tourism akan menjadi ikon baru bagi Bali dengan adanya Kawasan Ekonomi Khusus Kesehatan (KEKK) Sanur. Apalagi dengan adanya event – event MICE di bidang kesehatan akan memperkuat ikon Bali tersebut.
Seperti diketahui, pemerintah saat ini sedang berupaya meningkatkan pelayanan kesehatan di dalam negeri, karena WNI yang berobat ke luar negeri setiap tahunnya cukup tinggi. Bahkan Indonesia kehilangan devisa Rp 145 triliun setiap tahunnya karena aktivitas WNI berobat keluar negeri. Maka dari itu, di Indonesia dikembangkan pusat kesehatan terbesar berskala internasional di Bali. Harapannya WNI yang kerap berobat ke luar negeri, beralih berobat di Indonesia saja yaitu di Bali.