Mountrash Jaga Bumi Bergerak ke Badung Selatan
Bank sampah induk Mountrash Jaga Bumi siap menjajaki Badung dan Tabanan untuk mengelola sampah dari hulu hingga ke hilir. Persiapan dimulai dengan meninjau bank sampah induk di Pasar Cengiling, Jimbaran pada Kamis (17/3/2022).
CMO PT. Mountrash Avatar Indonesia Yosroha Sitompul mengatakan, kolaborasi dengan masyarakat akan dilakukan karena peran serta masyarakat dalam memilah sampah sangat diperlukan.
Dalam project ini, masyarakat akan diperkenalkan dengan aplikasi mountrash untuk semua jenis sampah. Masyarakat akan disediakan dropbox untuk membuang sampah yang telah dipilah. Dropbox tersebut akan menghitung berat sampah dan masyarakat tinggal scan barcode yang tersedia untuk menerima uang dari hasil sampah yang dikumpulkan.
Tidak hanya masyarakat umum atau rumah tangga, Mountrash juga akan menyasar anak sekolah untuk membiasakan sedini mungkin memilah sampah. Dengan aplikasi mountcare, di sekolah juga akan disediakan dropbox untuk membuang sampah yang telah dipilah. Anak sekolah juga akan menerima uang dari hasil scan barcode setelah sampah dihitung di mesin drop box.
Kata Yos, komitmen Mountrash dalam menangani sampah yang telah menjadi masalah akut akan terus digaungkan bersama Gerakan Berani Jaga Bumi. Penanganan sampah dari hulu ke hilir menurutnya akan menjadi upaya yang tepat dalam menangani masalah sampah.
“Jadi sebenarnya pemahaman penanganan sampah belum diketahu dengan baik dan benar. Jadi aplikasi mountrash menjadi panduan bagaimana memilah sampah dari rumah, semua bisa jadi bernilai baik organik maupun anorganik, sisa makanan, daging, daun – daunan, atau sampah organik atau sampah basah, ketika dimasukkan ke tong atau dropbox diproses, sudah bisa panen 30 hari dan bisa dimanfaatkan kembali. PHnya 7,5 sudah bisa menjadi pupuk untuk tanaman apa saja,” bebernya sambil menyebut bank sampah mountrash bisa dilakukan atau dikelola secara mandiri.
Komunitas Berani Jaga Bumi Yudi Ervin Tiara mengatakan, Berani Jaga Bumi turun untuk melakukan edukasi dan melakukan pendampingan untuk behaviour change yang tadinya melihat sampah bukan barang bernilai tapi jadi bernilai dan mengubah gaya hidup nya menjasi green life style. “Edukasi tidak pernah berhenti. Misalnya saya sudah berhasil melakukan edukasi di daerah Cengiling selama lima tahun, itu tidak bisa. Edukasi tidak pernah dibilang berhasil apabila tidak terus menerus,” ujarnya.