22/11/2024

Tak Perlu 5.000, 1.000 Wisman Saja Cukup.

 Tak Perlu 5.000, 1.000 Wisman Saja Cukup.

Penyampaian kinerja ekonomi Bali oleh BI/BDN

Tak Perlu 5.000, Seribu Wisman Saja Cukup

 

Penyampaian kinerja ekonomi Bali oleh BI/BD
Denpasar – Pariwisata Bali akan menerapkan travel bubble dengan pola FCC untuk mendatangkan wisatawan mancanegara. Untuk itu kerjasama dengan beberapa negara sedang dimatangkan termasuk dengan pelaku usaha yang akan membawa wisatawan.
Ketua GIPI Bali Ida Bagus Agung Partha Adnyana, Selasa (23/2) mengatakan, obat pelaku usaha hanya dua yaitu vaksin dan soft loan agar ekonomi Bali rebound. Vaksinasi sedang berjalan. Sementara progress soft loan saat ini dikatakan menunggu. Namun ia optimis, soft loan akan bisa cair karena prosedur pengajuannya 90% benar, tidak menyalahi aturan. Ia meminta pengusaha bersabar.
Baca Juga :  Hingga Mei 2024, Kanwil DJP Bali Kumpulkan Penerimaan Pajak Sejumlah Rp6,63 Triliun atau Tumbuh 29,35%
Sedangkan rencana travel bubble dengan pola FCC tidak membuka lebar border. Tamu yang datang harus sudah divaksin dan dicek lagi ketika tiba, dan saat kembali ke negaranya. Begitu juga masyarakat  harus sudah divaksin.
Dari pendekatan yang dilakukan dengan pembawa tamu salah satunya dari Tiongkok. “Tidak usah lah dulu 5.000 -10.000, seribu saja cukup, small step dulu,” ujarnya.
Wisatawan yang datang rencananya akan tinggal di Kuta, Bali Selatan, Denpasar dan Klungkung. “Untuk FCC kita sedang mencari skenarionya,” tandasnya.
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengatakan, kondisi sangat dinamis sehingga ia belum bisa memastikan terkait soft loan dan rencana travel bubble.
Namun yang menggembirakan bagi Bali sebagai prioritas penerima vaksin. “Sekarang pemerintah sedang gencar melakukan vaksin,” ujarnya.
Selain vaksin, perkembangan baik dari Covid19 adalah ketaatan masyarakat Bali memakai masker mencapai lebih dari 95%.
“Dengan melihat perkembangan vaksin dan prokes di Bali dari pemerintah pusat,  travel bubble dengan pola FCC bisa dibuka untuk Bali,” ujarnya.
Sebagai pengusaha dan masyarakat Bal sangat berkeinginan ada harapan akan kondisi pulih, pariwisata kembali menggeliat, karena pengusaha modalnya harapan, aset dan hutang. “Jika harapan hilang, maka aset akan digunakan untuk membayar hutang,” selorohnya.
Baca Juga :  BPS Merilis Pengangguran Turun-- Kok Bisa? Begini Penjelasannya
Kini, ia berupaya untuk menjaga agar tetap hidup, salah satu upayanya dengan membuka border dengan pola FCC untuk Bali dan calon agen dari luar negeri dikatakan telah menyanggupi untuk mengajak wisatawan ke Bali. “Pemerintah Bali sudah berupaya semaksimal mungkin,” ujarnya.
Ia berharap triwulan I dibuka border agar ekonomi Bali bisa bangkit lagi.tta