05/02/2025

Tumbuh Pesat di 2024, Bank Digital Dituntut Lebih Adaptif di 2025

 Tumbuh Pesat di 2024, Bank Digital Dituntut Lebih Adaptif di 2025

Bank Indonesia mencatat pertumbuhan transaksi digital banking sebesar 40,1 persen (YoY) pada November 2024. Tren ini mencerminkan meningkatnya adopsi dan kepercayaan masyarakat terhadap layanan perbankan berbasis teknologi. Prospek industri ini pun tetap menjanjikan, dengan Pendapatan Bunga Bersih (NII) diproyeksikan mencapai USD3,63 miliar pada 2025.

Presiden Direktur PT Krom Bank Indonesia Tbk, Anton Hermawan, Rabu (5/2/2025) menjelaskan, kondisi ini menegaskan peran bank digital dalam ekosistem keuangan nasional serta tingkat daya saingnya dengan bank konvensional melalui inovasi layanan yang lebih aman, kompetitif, dan fleksibel.

Meskipun industri perbankan digital menunjukkan prospek menjanjikan, berbagai tantangan tetap menjadi faktor yang perlu diantisipasi. Ketidakstabilan ekonomi global, fluktuasi harga komoditas, serta ketegangan geopolitik dapat menciptakan ketidakpastian yang berdampak pada stabilitas industri ini.

Baca Juga :  Segini Angka Kepatuhan Lapor SPT

Selain itu, persaingan yang semakin ketat di industri bank digital juga turut mendorong kebutuhan akan inovasi berkelanjutan agar tetap kompetitif. Menanggapi berbagai potensi tantangan ini, Krom Bank, bagian dari Kredivo Group, telah membuktikan resiliensinya dengan mencatatkan kinerja positif sejak mulai beroperasi pada 2024.

Keberhasilan ini mencerminkan kesiapan dan komitmen Krom Bank dalam merespons segala tantangan serta dinamika industri perbankan digital di Indonesia. “Walaupun industri perbankan digital menunjukkan prospek cerah di 2025, kami menyadari bahwa berbagai tantangan perlu diantisipasi. Berbekal resiliensi yang telah kami bangun sepanjang 2024, kami optimis dapat menjaga keberlanjutan dengan terus memperkuat diversifikasi produk dan inovasi layanan, sehingga setiap solusi keuangan yang kami tawarkan tetap relevan dengan kebutuhan nasabah di era yang dinamis ini,” ujarnya.

Baca Juga :  OJK Nilai IJK di Bali Tetap Solid dan Stabil

Untuk tetap kompetitif di 2025, bank digital perlu menerapkan strategi yang tidak hanya inovatif, tetapi juga adaptif dalam merespons tantangan. Dengan pendekatan yang tepat, ketidakpastian dapat diubah menjadi peluang pertumbuhan.
Ia melihat, pemahan daya beli masyarakat yang terjadi sepanjang 2024 menjadi tantangan besar bagi perbankan digital di 2025, terutama karena dampak langsung terhadap likuiditas bank. Minimnya kenaikan upah serta harga barang yang tetap tinggi mendorong nasabah menarik simpanan mereka, menyebabkan penurunan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan perlambatan pertumbuhan kredit, sebagaimana diproyeksikan dalam Laporan Survei Perbankan Triwulan III 2024 dari Bank Indonesia.

Untuk menghadapi tantangan ini, bank digital perlu menerapkan strategi inovatif, seperti menghadirkan produk pinjaman berbasis teknologi yang mempermudah akses kredit serta menawarkan deposito fleksibel yang lebih sesuai dengan kebutuhan nasabah. Di sisi lain, kebijakan penurunan suku bunga BI menjadi 5,75% dapat menjadi peluang bagi bank digital untuk meningkatkan permintaan kredit dan perlahan memulihkan daya beli masyarakat.

Persaingan suku bunga simpanan yang kompetitif menjadi tantangan bagi bank digital di 2025. Suku bunga tinggi memang efektif dalam menarik nasabah, tetapi tanpa strategi berkelanjutan, hal ini dapat membebani struktur keuangan bank. Untuk itu, bank digital perlu mengadopsi pendekatan yang lebih holistik, mengombinasikan suku bunga menarik dengan inovasi produk dan layanan bernilai tambah.

Diversifikasi produk menjadi strategi utama untuk mempertahankan daya saing tanpa menimbulkan risiko likuiditas jangka panjang. Dengan pendekatan yang terintegrasi, bank digital dapat memanfaatkan suku bunga kompetitif sebagai daya tarik, sekaligus menjaga stabilitas keuangan dan profitabilitas di tengah persaingan industri yang semakin dinamis.

Ketidakpastian global akibat ketegangan geopolitik, kebijakan proteksionisme, dan fluktuasi harga komoditas meningkatkan volatilitas pasar, yang dapat berdampak pada stabilitas perbankan digital. Oleh karena itu, pendekatan manajemen risiko yang proaktif serta strategi diversifikasi aset menjadi esensial dalam menjaga ketahanan finansial. Analisis berbasis data analitik dan respons cepat terhadap perubahan kebijakan global menjadi faktor kunci dalam memitigasi risiko dan memastikan stabilitas operasional di tengah dinamika ekonomi global.

Menghadapi tantangan di 2025, Krom Bank menegaskan komitmen untuk bertumbuh secara berkelanjutan dengan strategi adaptif dan berorientasi pada kebutuhan nasabah. Penguatan likuiditas, penyaluran kredit yang prudent, serta pengembangan produk keuangan inovatif menjadi kunci dalam menjaga daya saing di tengah lanskap perbankan digital yang dinamis. Dengan pendekatan ini, Krom Bank berkomitmen untuk menjaga profitabilitas dan memastikan kesehatan bank demi mendukung keberlanjutan jangka panjang, sekaligus menciptakan nilai lebih bagi ekosistem keuangan digital di Indonesia. “Kami percaya bahwa dengan strategi yang tepat, pengelolaan risiko yang disiplin, dan inovasi yang berkelanjutan, Krom Bank dapat terus memberikan nilai tambah bagi nasabah sekaligus memperkuat posisi kami dalam industri perbankan digital di tahun 2025 dan seterusnya,” tutup Anton.

Leave a Reply