17/11/2024

Tumbuh 200 Persen di Tahun 2024, PLN dan Dishub Pastikan Infrastruktur dan Kebijakan Dukung Peningkatan Pengguna EV di Bali

 Tumbuh 200 Persen di Tahun 2024, PLN dan Dishub Pastikan Infrastruktur dan Kebijakan Dukung Peningkatan Pengguna EV di Bali

Electric Vehicle (EV)_ atau kendaraan listrik di Bali 2024 tumbuh 200 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk mendukung pertumbuhan ini, PT PLN (Persero) telah menyiapkan infrastruktur pendukung EV, sedangkan Dinas Perhubungan Provinsi Bali tengah merancang _Travel Demand Management_.

General Manager (GM) PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Bali, I Gede Agung Sindu Putra usai mengikuti _EV touring_ dalam rangka Hari Pelanggan Nasional (HPN) 2024 dan Hari Perhubungan Nasional (Harhubnas), Sabtu (14/9/2024) mengatakan, PLN turut menggaungkan penggunaan EV.

Hal ini, menurutnya, PLN wujudkan dengan memastikan kecukupan infrastruktur yakni Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) serta daya pasokan listriknya.

Apalagi, imbuhnya, PLN sebagai penyedia jasa kelistrikan telah berpengalaman pada berbagai _event_ internasional termasuk dalam melayani penggunaan kendaraan listrik selama _event_ tersebut berlangsung.

“Pengalaman kita dalam memberikan pelayanan SPKLU saat _event_ internasional cukup banyak antara lain saat mendukung G20, WWF dan IAF, sehingga diharapkan dapat berkontribusi untuk memperkuat ekosistem kendaraan listrik,” ujarnya.

Dengan pertumbuhan EV di Bali yang cukup pesat, secara berkelanjutan PLN juga berkoordinasi dengan pemerintah daerah (Pemda), sehingga pembangunan infrastruktur pendukung itu terukur dan tepat sasaran.

Di samping itu, Sindu juga menekankan bahwa kecukupan pasokan listrik saat ini sangat aman dengan daya mampu kelistrikan Bali mencapai 1.400 MW.

“Dalam setahun ke depan masih sangat cukup untuk mendukung kebutuhan tenaga listrik di Bali,” jelasnya.

Baca Juga :  Kisah Monolog Drupadi Akan Dipentaskan di Festival Seni Bali Jani 2022

Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali IGW Samsi Gunarta mengatakan, ke depan Pemda akan mempersiapkan penempatan infrastruktur charging EV se-Bali.

“Kita sedang melakukan _feasibility study_ untuk posisi _charging_ di mana saja, kemudian standar bisnis modelnya akan seperti apa karena ini sangat menentukan swasta bisa ikut terlibat dalam penyiapan EV _charging_ ini,” ujarnya.

Ia berharap dengan bisnis model ini akan bisa memberikan insentif kepada masyarakat pengguna EV untuk bisa mendapatkan harga listrik yang lebih kompetitif.

Selain itu, untuk mendorong masifnya penggunaan EV, Dishub Bali sedang mempersiapkan proses _travel demand management_.

Baca Juga :  PLN Ajukan 3 Triliun PMN 2025 Untuk Bangun Kelistrikan Daerah Terpencil

“Karena Bali sudah macet sehingga ada beberapa tempat yang kita batasi penggunaan kendaraan pribadi kecuali kendaraan listrik dan ke depannya kendaraan plat kuning,” ujarnya.

Titik – titik yang sedang disiapkan tersebut di antaranya ada di Ubud, Kuta, Sanur dan lokasi – lokasi kemacetan terjadi. _Travel demand menagament_ tersebut akan memberikan keistimewaan pada kendaraan listrik pada tahap awal.

Ketua Asosiasi Dewata Motor Listrik I Made Wicipta Adi Sukarya mengapresiasi dukungan PLN dan Pemda terhadap kendaraan listrik baik dari infrastruktur maupun kebijakannya.

Lewat asosiasi ini, ia ingin menyebarkan manfaat dan keunggulan kendaraan listrik. Anggota asosiasi yang terdiri dari bengkel, sekolah, BUMN, universitas dan swasta ini telah menggunakan kendaraan listrik lebih dari satu tahun.

Menurutnya, kendaraan listrik lebih ramah keluarga karena kecepatannya tidak terlalu tinggi dan nyaman dikendarai karena sedikit getaran, anti polusi udara dan lebih efisien. “Per bulan saya cuma habis Rp50 ribu untuk biaya nge-charge kendaraan listrik,”tandasnya.