Tren Pariwisata Global– keindahan alam dan budaya masih menjadi keunggulan Indonesia
Tren pariwisata global menunjukkan keindahan alam dan budaya masih menjadi keunggulan Indonesia. Oleh karena itu, ASITA berkomitmen untuk mempromosikan dan melestarikan destinasi wisata Indonesia, baik pada tingkat nasional maupun kancah internasional.
Ketua DPD ASITA Bali, I Putu Winastra menyampaikan bahwa pelaksanaan BBTF terus berkembang tiap tahunnya, baik dari sisi skala keterlibatan pelaku usaha maupun peserta. Lebih lanjut, untuk mendukung pariwisata yang inklusif, BBTF X juga mempromosikan pariwisata yang berkelanjutan, termasuk desa wisata yang merupakan bagian dari community based tourism.
Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Ida Ayu Indah Yustikarini menyatakan bahwa potensi utama pariwisata Bali adalah keindahan budaya, alam, dan kearifan lokalnya. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk menjaga dan melestarikan alam dan kearifan lokal Bali melalui penetapan tourist levy, dimana per 14 Februari 2024, turis asing yang berkunjung ke Bali harus membayar levy sebesar Rp150.000 per orang.
Dana yang terkumpul dari levy ini nantinya akan digunakan untuk pelestarian alam dan adat Bali, serta meningkatkan manajemen pariwisata yang lebih solid terutama dalam kebersihan, serta mempromosikan desa wisata sebagai community based tourism.
”We are committed to promote community-based tourism to support inclusive and sustainable tourism. In addition to providing economic benefits, this also protects the nature, culture, and local wisdom of Bali”, ucap Dayu Indah.
Terdekat, salah satu pemanfaatan dari dana levy yang telah terkumpul ialah penyelenggaraan Pesta Kesenian Bali (PKB). Ketua Bali Tourism Board (BTB), Ida Bagus Agung Partha Adnyana, menambahkan bahwa adanya BBTF X ini akan memperkuat Bali sebagai destinasi pariwisata global di kancah internasional.
”Bali Tourism Board fully support every kind of activity that promote Bali’s sustainability and positioning in global tourism including BBTF”, tutur Gus Agung.
Saat ini telah ada 10 asosiasi pelaku usaha di bawah BTB. Dengan adanya BTB, diseminasi informasi terkait pelaku usaha pariwisata akan lebih efektif dan efisien.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, G.A. Diah Utari menyampaikan bahwa sektor terkait pariwisata merupakan penyumbang utama pertumbuhan ekonomi Bali dengan kontribusi mencapai 41,91% lebih tinggi dari nasional yang sebesar 25,12%.
Dengan semakin meningkatkan aktivitas pariwisata, pertumbuhan ekonomi Bali juga masih tercatat tinggi yang mencapai 5,98% (yoy) pada triwulan I 2024, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,11% (yoy). Pertumbuhan sektor pariwisata juga menjadi lokomotif untuk penyerapan tenaga kerja dan tumbuhnya local community based business.
Tingkat pengangguran di Bali per Februari 2024 sebesar 1,87% dan kemiskinan sebesar 4,25%, masing-masing lebih rendah dari nasional yang tercatat sebesar 4,82% dan 9,36%. Sementara itu, jumlah UMKM terkait pariwisata jumlahnya lebih dari 200.000 usaha berdasarkan data BPS.