Konsisten Wujudkan Transisi Energi Terbarukan, PLN Siap Dukung Program _Happy Energy Action Leadership_
PT PLN (Persero) siap berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mewujudkan transisi energi di Indonesia, salah satunya melalui penandatangan kesepakatan antara United in Diversity (UID) Foundation bersama Rocky Mountain Institute (RMI) pada program Happy Energy Action Leadership (HEAL) : Energy Transition, Livelihood, System and Blended Finance, Selasa (25/7/2023) di Kampus UID, Serangan, Denpasar.
Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo atau yang akrab dipanggil Darmo, mengatakan bahwa kolaborasi ini menumbuhkan rasa bangga serta harapan bahwa komunitas global dapat bersatu sekaligus memberikan keyakinan untuk terus maju terlepas adanya tantangan besar di masa depan dalam melawan perubahan iklim.
“Ini sejatinya hanyalah merupakan permulaan dari sebuah perjalanan yang panjang dalam menghadapi perang yang sengit terhadap perubahan iklim. Dan hal ini tidak hanya tentang transisi energi saja namun juga tentang pendanaannya dan tantangan di sisi inovasi, kolaborasi, teknologi serta kebijakan,” tuturnya.
Darmo menambahkan bahwa pada pertemuan itu terdapat misi yakni untuk menyelamatkan dunia dan memastikan umat manusia dapat bertahan hidup sebagai wujud kepedulian bersama.
“Kolaborasi ini tak hanya menunjukkan bahwa kita berupaya mengikuti berbagai perjanjian internasional namun juga kepedulian menjadi bukti bahwa kita semua memiliki kepedulian terhadap masa depan generasi selanjutnya,” ucapnya.
Dan PLN, menurutnya merupakan bagian yang tak terpisahkan yang terus belajar dengan satu tujuan yakni terus melangkah ke depan.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan yang hadir menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman antara UID dan RMI turut menyampaikan dukungan pada program HEAL dan perannya dalam membantu mewujudkan transisi energi di Indonesia yang berkelanjutan.
Luhut menjelaskan bahwa HEAL yang diwujudkan dengan kolaborasi berbagai pihak adalah suatu program bagi para pemimpin Indonesia dalam membangun dan memperkuat ekosistem untuk mengukur dan memanfaatkan pengetahuan regional dan kolaborasi antar pemangku kepentingan demi mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.
Dikatakan bahwa program ini diharapkan mampu memberikan hasil yang nyata berupa masukan yang baik.
Ia juga menambahkan bahwa program HEAL dapat memberikan manfaat yang baik sehingga masukan kepada pemangku kepentingan khususnya di sektor energi seperti PLN dapat membantu mendongkrak kinerja perusahaan.
“Saya kira banyak (manfaat program HEAL) tadi Pak Darmo, Dirut PLN, ini PLN pertama kali untung sepanjang sejarah baru di bawah _leadership_ Pak Darmo hampir satu juta dolar AS. Selalu selama ini kan rugi terus, tapi sekarang mekanismenya baik, jadi dengan penandatangan tadi saya kira akan memberikan masukan bagus juga bagi PLN,” terang Luhut.
Presiden UID Foundation, Tantowi Yahya menyebutkan pertemuan hari ini merupakan salah satu bentuk Upaya untuk menjawab tantangan terbesar yakni perubahan penggunaan sumber daya energi di Inonesia menjadi energi baru terbarukan yang berkelanjutan.
“Kita berharap dapat menurunkan angka emisi hingga 29 persen pada 2030 dan mencapai target Net Zero Emission di tahun 2060 yang tentu merupakan tugas besar dan membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak,” katanya
Ia menambahkan adanya HEAL bertujuan untuk meningkatkan kompetensi teknis dan kapasitas kepemimpinan di sektor energi dan sektor keuangan yang berkelanjutan untuk memproduksi hasil – hasil yang nyata dalam bentuk inisiatif – inisiatif yang dapat diterapkan demi mewujudkan transisi energi.
Hal senada turut disampaikan CEO RMI, Jon Creyts yang mengatakan pentingnya kolaborasi dan sinergi untuk memberdayakan para pemimpin energi global demi mempercepat upaya transisi energi bersih.
Ia berharap RMI dapat membantu Indonesia mewujudkan komitmen iklimnya serta memberikan inspirasi kepada negara lain untuk bekerja sama demi pembangunan yang berkelanjutan.
Program HEAL akan dilaksanakan secara bertahap yakni diawali dengan melaksanakan pembekalan pada 30 hingga 50 pemangku kepentingan di berbagai sektor dengan kompetensi dan keahlian yang dibutuhkan.