Ini Alasan Bali Potensial Dibuka Untuk Wisman
Denpasar –Wakil Ketua DPP Indonesia Hotel General Manager Assosiation (IHGMA) I Made Ramia Adnyana di Denpasar menyampaikan sebagai praktisi pariwisata, pelaksanaan vaksinasi tentu berharap ini merupakan pintu masuk untuk dibukanya kembali pariwisata Bali dan Indonesia dan bahkan dunia.
“Jadi program vaksinasi di Bali saya setuju dengan statement Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bahwa minimal 70 persen penduduk Pulau Dewata diprioritaskan untuk divaksin agar Bali menjadi green destination dan siap dibuka untuk pelaksanaan FCC,” jelasnya.
Menurutnya saat ini ada 2 destinasi yaitu Nusa Dua dan Ubud yang dijadikan prioritas utama dalam penerapan FCC ini mengingat kalau Nusa Dua lokasinya di daerah secluded area di kawasan Nusa Dua yang sudah lengkap dengan fasilitas pendukungnya termasuk jarak dari bandara yang cukup dekat. Dan Ubud merupakan destinasi yang mengedepankan adat, seni dan budaya dengan lingkungan alam yang asri yang merupakan ciri khas dari pariwisata Bali.
“Dengan adanya Covid-19 ini pariwisata Bali seakan akan di-reset ( atau disetting ulang ) dan ketika era Baru di mulai dengan penerapan FCC maka pariwisata akan kembali menampilkan kekhasan pariwisata budaya yang adi luhung yang dibalut dengan nuansa alam yang asri dengan pelayanan ramah ala orang Bali,” imbuhnya.
Ia pun mengakui tentu pelaksanaan ini akan diawasi dan dievaluasi dengan ketat oleh pihak Kemenparekraf dan tim gugus tugas serta Kementrian Kesehatanan untuk menghindari terjadinya second cluster atau cluster kedua.
Bila itu terjadi, kata dia, kedua daerah tersebut sudah siap dengan mitigasi dan isolasi wilayah agar tidak berdampak terhadap wilayah lainnya. ”Saya berharap dengan suksesnya pelaksanaan di kedua daerah tersebut akan membuka peluang untuk diterapkan diwilayah lainnya seperti Jimbaran, Kuta, Legian, Seminyak, Sanur, Candi Dasa, Nusa Penida, Lovina dan daerah lainnya,” harapnya.
Ia pun optimistis bila itu sudah terwujud mendatangkan wisman bisa banget sebab Bali merupakan destinasi yang paling dicari oleh para pelancong saat ini.
“Bali bisa fokus terhadap 4 negara yaitu Australia, Jepang, China dan Korea untuk bisa memulai travel bubble ini. Tentu mesti dilakukan lobi-lobi agar rencana tersebut bisa terlaksana dan bukan hanya wacana,” katanya.
Ramia pun menyebutkan harapan para pelaku pariwisata bahwa pariwisata segera dibuka dan diperlukan timeline agar bisa melakukan strategi yang tepat di dalam mempersiapkan usahanya di buka. Sebab ketika pariwisata dibuka tidak serta merta tamu akan datang ke Bali. Oleh karenanya tentu ada proses yang harus dilalui mulai dari dibukanya border oleh Kementrian Luar Negeri. Kemudian, kerja sama maskapai penerbangan, travel agent partner untuk menjual paket paket wisata dan kesiapan bandara dalam hal mitigasi jika ada tamu yang terpapar di bandara dan seterusnya.*ana