Bali Memiliki Prospek Pengembangan Digital Currency
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Bali Trisno Nugroho, Rabu (17/5/2023) mengatakan, Bali memiliki prospek menjadi pusat pengembangan digital currency. “Kita ingin agar Bali tidak bergantung pada pariwisata. Dengan Ekonomi Kerthi Bali yang mendorong pertanian dalam arti lus, industri, UMKM dan ekonomi kreatif, yaitu ada 6 strategi pembangunan ekonomi Bali ke depan,” ujarnya.
Hingga saat ini jumlah merchant QRIS di Bali mencapai 624.000 dan penggunaan uang elektronik telah menjadi tren karena ada 695 ribu orang di Bali telah menggunakan QRIS. Penggunaan digitalisasi di Bali membuat Provinsi Bali dan Kabupaten Buleleng khususny menjadi juara Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD). Dengan indikasi tersebut Bali prospek menjadi pusat pengembangan digita currency.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Bali Dr. I Wayan Serinah mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan Bank Indonesia. Dari peta jalan ekonomi Bali tersebut, kini saatnya mengembangkan digitalisasi, salah satu dari 6 pilar pembangunan ekonomi Bali. “Maka digital currency harus dilakukan untuk mempercepat dan melipatgandakan manfaat. Bali dengan sektor pariwisata akan lebih cepat berkembang dan maju,” ujarnya.
Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti mengatakan, teknologi digital digunakan untuk pengendalian inflasi sehingga monitoring lebih mudah tercermin dengan turunnya inflasi cukup pesat khususnya bahan pangan. Provinsi dan masyarakat Bali, indeks ketahanan pangannya adalah yang tertinggi.
Sementara dari sisi digitalisasi, indeks competitiveness Bali adalah masuk kelompok 10 besar dari seluruh provinsi di Indonesia. “Artinya masyarakat Bali sangat melek dengan digitalisasi dan Bali menjadi salah satu pusat digitalisasi harapannya bisa berkembang dengan baik,” ujarnya.