Angkat Produk Lokal, Ejji Coffee dan Bakmi Dua-dua Hadir di SVF ke-17
Sanur Village Festival merupakan ajang untuk membranding dan mempromosikan produk. Tak sedikit produk dan brand yang ‘meledak’ setelah mengikuti SVF. Maka dari itu, SVF bisa menjadi ajang mengangkat produk lokal dikenal masyarakat luas termasuk masyarakat Internasional.
Salah satu brand di Sanur yang jug mengangkat produk lokal adalah Ejji Coffee dan Bakmi Dua-dua. Sang Owner Trisna, Jumat (18/10) ditemui di SVF ke-17 menuturkan, bahwa ia ingin mengangkat brand lokal ke dunia internasional.
Ejji Coffee yang pertama kali mengikuti SVF merupakan brand franchise yang berasal dari Surabaya. “Mungkin banyak yang sudah tahu Ejji Coffee terutama anak – anak muda. Produk UMKM ini merupakan brand kopi kekinian yang menyajikan menu utama kopi,” ujarnya.
Menu andalannya adalah Ejji kopi, matcha latte, brown sugar. Uniknya meski berasal dari Surabaya, namun konsep yang ditawarkan adalah minum kopi ala Jepang. “Tapi bukan kopi dari Jepang tapi dari lokal, jadi sangat menarik dari segi konsep interior bangunan dan nama- namanya lebih ke Japanese,” ungkapnya.
Selain itu, ia mengamati kopi ini meski brand lokal namun ketika dibawa ke industri pariwisata, juga diminati wisatawan asing. Tak heran penjualan sesuai dengan target pencapaiqn dan kadang itu di atas target.
“Peminatnya market lokal, anak muda, ABG, tapi ternyata setelah masuk ke Sanur jadinya mix market, tourism. Dari pagi sampai siang market kita bule, siang ke malem market kita lokal yang nongkrong sambil ngerjain tugas, sedangkan bule biasanya untuk breakfast,” ungkapnya.
Menggunakan bahan lokal yaitu kopi arabika, diambil dari petani dari seluruh Indonesia, menjadikan cita rasa kopi ini juga unik. Range harga juga merakyat di kisaran Rp20ribua sehingga dapat dijangkau segala level.
Sementara Bakmi Dua- dua juga merupaka produk lokal yang dikembangkan dengan sistem franchise. Trisna menuturkan bahwa franchise ini merupakan besutan anak muda. Berawal dari pandemi Covid-19 yang mendorong anak muda tersebut menciptakan mie sendiri.
Ternyata pasar menyambut antusias. Sejak pandemi Covid-19 hingga saat ini telah ada 3 yaitu di Sanur, Denpasar, dan Ubud. “Benar – benar diminati, mungkin karena harganya reasonable mulai dari Rp20ribuan, jadi semua kalangan bisa masuk,” ucapnya.
Dari mengikuti SVF ini, ia mendapatkan gambaran bahwa bakmi ini sangat diminati bahkan sebelum pukul 09.00 pm telah habis terjual. “Di SVF ini, kita benar – benar ingin menampilka produk- produk lokal namun rasanya internasional. Lewat SVF ini kita juga ingin branding. Outletnya di Sanur ya g belum setahun, peminatnya juga masuk di market kita,” imbuhnya.**