Perbaikan Pura Beji Sangsit Dibantu Dua Orang Belanda
Singaraja – Kedatangan orang Belanda tidak hanya menjajah Bali tapi juga memberikan inspirasi dan sentuhan pada budaya Bali. Dalam arsitektur Pura Beji, Desa Sangsit, Kecamatan Sawan, Buleleng misalnya, ada dua patung orang Belanda, yang satu memegang gitar, yang satu memegang rebab. Dua orang pejabat Belanda itulah yang berdedikasi dalam perbaikan Pura Beji Sangsit.
Pekaseh Subak Beji Gede Soma Nata menuturkan, patung tersebut berada di kori agung menuju jeroan pura. Patung itu merupakan dedikasi pada dua pejabat kolonial Belanda yang membantu perbaikan pura ini.
Paduraksa, candi bentar yang lebih besar dan lebih dalam menandakan ciri khas dari ukiran Buleleng. Keunikan pura ini terletak pada arsitektur kunonya yang menandakan tingginya peradaban Bali. Selain itu, dua patung orang Belanda juga menjadi daya tarik orang Eropa terhadap budaya Bali khususnya pada Pura Beji ini.
Diakui pura ini belum pernah direnovasi, hanya atap gedong Dewa Ayu, Tedung Ageng yang direnovasi karena dimakan usia. Banyak pendapat tentang waktu berdirinya pura ini. Ada yang mengatakan abad ke-12, ada yang mengatakan abad ke-16.
Pura Beji Sangsit merupakan Pura dari sebuah desa yang disebut Kahyangan desa. Yang menjunjung pura ini adalah warga subak (petani) dan truna (anak muda) pesaren.
Pura Beji Sangsit merupakan tempat pemujaan terhadap keselamatan dan kesuburan tanaman. Simbol pemujaan pada lambang kesuburan terlihat pada bangunan Pura Beji yaitu Gedong Simpen yang terdapat patung Dewi Sri (dewi kesuburan).
Diperkirakan pura ini merupakan pura pengembagan dari Pura Ulun Suwi atau Pura Bedugul, yang dalam kepercayaan agama Hindu Bali, Pura Ulun Suwi merupakan tempat memuja kesuburan.
Pemangku Pura Beji Jro Mangku Nyoman Bakti mengatakan, ada beberapa manifestasi Tuhan pada symbol kesuburan di Pura ini. Seperti Dewa Ayu Manik Galih, Dewa Ayu Kesaren, Dewa Ayu Rambut Sedana, Dewa Ayu Lempong, Ida Bagus Ngurah Pengastulan, dll, yang mana masing – masing manifestasi Tuhan tersebut terdapat tempatnya masing – masing (palinggih).
Uniknya lagi, dalam setahun piodalan Pura Beji Sangsit sebanyak tiga kali yaitu pada purnama kadasa, purnama Jyesta, dan Purnama Kapat yang merupakan piodalan agung.tta