Apresiasi Para Juara, Pertamina Ajak Pemenang PGTC 2025 Kunjungi Sisi Lain Mandalika
PT Pertamina (Persero) mengajak para pemenang Pertamina Goes to Campus (PGTC) 2025 mengunjungi sisi lain Mandalika. Para pemenang berjumlah 11 mahasiswa yang berasal dari berbagai Perguruan Tinggi di Indonesia ini bukan hanya menyaksikan ajang balapan Internasional MotoGP Pertamina Grand Prix of Indonesia 2025 tetapi juga menyusuri kekayaan tradisi dan budaya masyarakat Lombok.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan Pertamina ingin memperkenalkan kekayaan budaya lokal kepada Gen Z sehingga bisa menjadi penjaga tradisi.
“Indonesia memiliki kekayaan dan keragaman budaya yang diakui dunia. Gen Z harus dikenalkan sejak dini agar bisa menjaga warisan budaya luhur bangsa,” ujar Fadjar.


Di sela hiruk pikuk MotoGP, imbuh Fadjar, para pemenang diajak mengunjungi Museum NTB, tempat sejarah dan budaya Pulau Seribu Masjid yang terjaga rapi. Dari museum, langkah para pemenang PGTC 2025 berlanjut ke Islamic Center Lombok, komplek megah pusat religius dengan menara setinggi 99 meter.
Perjalanan berlanjut ke Desa Sade, perkampungan tradisional suku Sasak yang mempertahankan rumah berlantai tanah dan anyaman bambu.
“Di sinilah, para mahasiswa melihat makna sejati dari inovasi berakar pada tradisi, nilai yang sejalan dengan semangat Pertamina menjaga keseimbangan antara kemajuan dan keberlanjutan,” imbuh Fadjar.
Ghifari Yajri salah satu peserta dari Institut Teknologi Bandung (ITB) yang juga merupakan juara Energynovation Ideas Competition PGTC 2025 mengungkapkan kekagumannya bagaimana 3 sektor penting, Industri (MotoGP), Budaya (Desa Sade) dan Religius (Islamic Center) bisa berjalan beriringan.
“Lombok adalah contoh nyata bagaimana kemajuan dan kearifan lokal bisa berjalan beriringan. Melalui ajang MotoGP, kita melihat wajah industri dan pariwisata modern yang membawa nama Indonesia ke kancah dunia,” ujar Ghifari.
Di sisi lain, imbuhnya, budaya di Desa Sade menunjukkan bagaimana tradisi dan nilai-nilai leluhur tetap dijaga dengan penuh kebanggaan tak tergerus kemajuan.
Hal senada juga diungkapkan oleh Nashfa Difa, salah satu peserta dari Universitas Mulawarman (Unmul).
“Ternyata di lombok ada banyak proses asimilasi budaya yang terjadi dan hal itu dapat secara jelas aku lihat di dua tempat ini. Misalnya, dalam proses adat mengenai kelahiran, perkawinan, dan kematian ada banyak sekali influence dari agama hindu dan islam yang bikin tradisi tersebut makin unik dan berkesan,” ujar Difa.
Setelah mengunjungi tempat-tempat ikonik di Kota Mataram dan sekitarnya, langkah kaki para juara ini menuju ke Sirkuit Mandalika, lokasi digelarnya ajang MotoGP Pertamina Grand Prix of Indonesia 2025.
Para peserta mendapat kesempatan istimewa untuk mengakses area Paddock bahkan masuk hingga ke garasi Pertamina Enduro VR46 Racing Team yang merupakan tim balap milik legenda MotoGP Valentino Rossi. Tidak hanya itu, mereka juga bisa menyaksikan jalannya balapan dari area Royal Box.
Mereka juga bercengkrama dengan para pelaku UMKM di area Energizing You Fest yang terletak di dalam komplek sirkuit. Pertamina memang menyediakan lokasi khusus untuk para pelaku UMKM lokal selama gelaran MotoGP.
Petualangan Ghifari cs ditutup dengan mengunjungi SPBU Modular, SPBU yang menyuplai Pertamax Turbo untuk kendaraan operasional di dalam sirkuit saat periode MotoGP berlangsung.
Mandalika menjadi simbol pertemuan antara sport, budaya, dan semangat muda. Di sana, para pemenang PGTC melihat bagaimana energi bisa hadir dalam banyak bentuk; deru mesin MotoGP, senyum khas masyarakat lokal yang menyambut dengan hangat hingga UMKM yang menggeliat.
“Perjalanan ini menegaskan satu hal, energi bukan hanya soal bahan bakar, tapi juga tentang semangat, kolaborasi, dan inspirasi untuk membangun bangsa,” pungkas Fadjar.