19/12/2024

Tidak Ramah Pelancong, Daerah Tujuan Wisata Berikut Harus Kamu Kenali

 Tidak Ramah Pelancong, Daerah Tujuan Wisata Berikut Harus Kamu Kenali

Daerah Tujuan Wisata (DTW) menjadi incaran para pelancong yang ingin melepas penat karena bekerja. Tekanan kerja yang semakin tinggi membuat para pelancong menginginkan DTW yang tenang, nyaman, dan indah.

 

Sayangnya, tak semua DTW menjamin ketenangan dan kenyamanan. Ada beberapa DTW yang penduduk lokalnya justru tak ramah pada pelancong atau tidak menerima kedatangan pelancong.

Baca Juga :  Pengembangan Pelabuhan Benoa Selesai Tahun 2023

Ada banyak alasan para penduduk lokal tidak ramah pada pelancong. Masalah yang paling umum adalah karena keramaian atau terlalu banyaknya pelancong yang datang. Padahal ketenangan menjadi yang utama dicari pelancong, namun justru tingginya kedatangan justru membuat DTW tersebut tak nyaman lagi.

 

Lalu, DTW mana saja sih yang seperti itu? Yuk, simak lebih lengkap di sini yang sudah dikutip dari Beautynesia

 

  1. Barcelona, Spanyol

Pada 2015, wali kota Barcelona secara terang – terangan menyampaikan pendapatnya soal kondisi kota yang makin buruk akibat kunjungan para pelancong. Saat itu juga, ia pun membekukan semua lisensi hotel hingga apartemen saat liburan.

 

Bahkan, walikota Barcelona sampai mengusulkan untuk menarik pajak turis hingga membatasi jumlah kunjungan. Langkah ini merupakan sebuah bentuk kekhawatiran sang wali kota terhadap Kota Barcelona yang hanya dianggap sebagai “toko souvenir murah”.

 

  1. Dubrovnik, Kroasia

Sejak menjadi lokasi utama serial populer Game of Thrones, Kota Dubrovnik di Kroasia ini pun melejit di kalangan para pelancong mancanegara. Sehingga jumlah wisatawan yang datang pun meningkat drastis. Akibatnya, para pelaku usaha pariwisata di daerah tersebut pun mengaku kewalahan.

Baca Juga :  Hubungkan Jaringan Ekspor Komoditas Unggulan Bali ke Jepang, Garuda Indonesia Buka Rute Khusus Kargo Denpasar - Narita Via Manado

Tidak hanya itu, UNESCO bahkan menyatakan bahwa membludaknya jumlah pelancong yang datang dapat membuat kota tua berusia 800 tahun ini terancam. Atas pertimbangan tersebut, pemerintah setempat akhirnya membatasi jumlah pengunjung sejak 2019. Kini, jumlah pengunjung setiap harinya hanya dibatasi 4 ribu orang saja.

 

  1. Pulau Boracay, Filipina

Pulau yang terletak di Filipina ini memiliki keindahan alam yang eksotis dan menakjubkan. Keasrian inilah yang membuat Pulau Boracay menjadi salah satu destinasi paling populer di Filipina sejak 1990.

 

Makin ramainya Pulau Boracay pun membuat lingkungan alam yang sebelumnya asri menjadi rusak. Parahnya, sekitar 70-90% terumbu karang rusak akibat aktivitas snorkeling yang tidak diawasi. Akibat hal ini, Pulau Boracay rus direhabilitasi dan ditutup untuk wisata selama enam bulan.

 

  1. Pantai Wonsan, Korea Utara

Walaupun dikenal sebagai negara yang paling tertutup di dunia, ternyata Korea Utara masih bisa dikunjungi untuk berwisata. Salah satu destinasi yang bisa dikunjungi saat di sana adalah Pantai Wonsan.

 

Pantai Wonsan sendiri berada di sebelah timur Pyongyang, ibukota Korea Utara. Untuk sampai disana, kamu harus menempuh perjalanan sekitar 3 jam dengan jarak tempuh kurang lebih 200 km.

 

Namun perlu diingat untuk selalu bahwa berkunjung ke Korea Utara ini tidak boleh sembarangan. Kamu setidaknya disarankan untuk menggunakan agen perjalanan. Selain itu, para pelancong juga dilarang untuk berinteraksi ataupun berfoto dengan orang lokal tanpa izin terlebih dahulu.

 

  1. Angkor Wat, Kamboja

Angkor Wat merupakan candi Hindu yang menyimpan banyak sejarah. Dibangun sejak abad ke-12, candi ini menjadi salah satu tempat paling sakral di Kamboja. Setelah menjadi lokasi syuting film Tomb Raider, Angkor Wat mengalami peningkatan jumlah pengunjung yang signifikan.

 

Bukannya, membuat masyarakat setempat senang, ramainya pengunjung justru membuat masyarakat resah. Lantaran, banyaknya pengunjung ini memicu keruntuhan monumen secara tiba-tiba. Untuk mengatasi hal tersebut, Pemerintah Kamboja melakukan peningkatan harga tiket hingga mengalihkan kunjungan ke candi yang tidak kalah indah lainnya.

 

  1. Santorini, Yunani

Berkat menjadi lokasi pembuatan film The Sisterhood of Traveling Pants, Kota Santorini di Yunani mendadak banjir pelancong. Peningkatan jumlah pelancong yang signifikan atau over-tourism ini pun mengakibatkan daerah tersebut kekurangan energi dan air. Kondisi itu membuat wali kota Santorini membuat kebijakan pembatasan jumlah pengunjung setiap harinya.

 

  1. Masjidil Aqsa, Palestina

Meski termasuk dalam wilayah berkonflik, Palestina nyatanya masih menjadi salah satu tujuan wisata pilihan. Salah satu obyek wisata paling populer di Palestina adalah Masjidil Aqsa. Namun, ada banyak hal yang harus diperhatikan sebelum kamu memutuskan untuk berwisata ke Palestina. Sebab, melanggar peraturan dapat membuatmu dipenjara atau malah ditembak.

 

Salah satu aturan yang paling krusial adalah menggunakan pakaian yang sopan. Selanjutnya, tidak berkendara di Hari Sabat yaitu, mulai matahari terbenam di hari Jumat hingga Sabtu ke daerah Yunani ultra-Ortodoks. Jika melanggar, penduduk setempat tak segan-segan melempari mobil dengan batu.

 

  1. Taman Nasional Komodo, Indonesia

Meskipun dikenal sebagai negara yang ramah, namun objek wisata yang ada di Indonesia ini merupakan salah satu tempat yang “tak ramah” pelancong. Sebagai salah satu warisan alam dunia yang diakui UNESCO, Taman Nasional Komodo (TN Komodo) menjadi incaran para pelancong. Kondisi itu pun mengundang keramaian sehingga memengaruhi kenyamanan komodo.

 

Oleh karena itu, untuk menjaga kenyamanan para penduduk setempat serta habitat asli Komodo, pemerintah memberlakukan pembatasan jumlah wisatawan. Pembatasan jumlah wisatawan dilakukan dengan menerapkan kebijakan-kebijakan baru.

 

Kebijakan tersebut adalah membatasi jumlah kapal yang menginap di Tengah laut, reservasi kunjungan online hingga hanya kapal berizin yang memiliki akses mendekati kawasan TN Komodo.

 

Nah, itulah daftar DTW di seluruh dunia yang penduduk lokalnya tak ramah pelancong. Namun, ketidakramahan para penduduk lokal itu memiliki alasan kuat yang harus dimaklumi oleh para pelancong.